Kota Semarang (Humas) — Dalam rangka percepatan realisasi Program Tahsin Qur’an di lingkungan Kota Semarang, Kepala Kantor Kementerian Agama (Kakankemenag) Kota Semarang mengusulkan adanya pelatihan khusus bagi para pihak terkait. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi siswa madrasah/sekolah, masyarakat, serta santri TPQ dalam membaca Al-Qur’an secara tartil.
Usulan tersebut disampaikan saat Kakankemenag bertindak sebagai pembina apel pagi yang digelar di halaman Kantor Kemenag Kota Semarang, Senin (25/8/2025).
Menurutnya, pencapaian ini bisa terwujud manakala didukung para pengajar yang mumpuni. “Para pengajar Baca Al-Qur’an (BAQ) di madrasah dan RA harus memiliki sertifikat atau syahadah. Untuk itu, saya mohon kepada Kasi Dikmad dan Tim Tahsin Madrasah serta RA agar segera mendata dan mengumpulkan informasi terkait hal ini,” ungkapnya.
Ia juga menekankan pentingnya legalitas kompetensi bagi para ustadz-ustadzah di TPQ. “Kepada Kasi PD. Pontren, baik melalui Badko atau jalur lain, saya minta agar para ustadz-ustadzah di TPQ juga segera memiliki syahadah. Berdasarkan laporan dan pengamatan, saat ini baru kurang dari 2.000 pengajar TPQ yang bersyahadah, padahal jumlah ustadz-ustadzah TPQ di Kota Semarang mencapai sekitar 6.000 orang,” tegasnya.
Untuk penguatan kemampuan Baca Tulis Al-Qur’an (BTQ) di kalangan masyarakat, Kakankemenag mendorong keterlibatan aktif para penyuluh agama. “Pak Rofiq, saya mohon bersama Tim Tahsin melakukan pengetesan kepada penyuluh lainnya. Penyuluh harus produktif dan mampu menjadi ujung tombak penguatan BTQ masyarakat,” lanjutnya.
Terkait penganggaran, ia menjelaskan bahwa Kemenag Kota Semarang telah menyusun sejumlah program kerja dalam rangka optimalisasi pemanfaatan zakat melalui Unit Pengumpul Zakat (UPZ). Salah satunya adalah program Kemenag Cerdas, yang mencakup pelaksanaan Program Tahsin Qur’an.
Selain itu, ada pula program Kemenag Taqwa yang mendukung kegiatan keagamaan di masyarakat, termasuk dukungan anggaran untuk kegiatan Resik-Resik Masjid yang dilaksanakan oleh para penyuluh agama.
“Semua ini menjadi bagian dari upaya kita dalam membangun masyarakat yang Qur’ani, cerdas, dan religius,” pungkasnya.(Rizqi/Alan/Nba)