Semarang – Dalam kegiatan monitoring yang dilaksanakan oleh H.M. Faojin selaku Pengawas PAI Kankemenag Kota Semarang di SDN Tambakharjo, Senin (28/8/2023), ia mengajarkan cara membuat modul ajar pembelajaran berdiferensiasi kepada GPAI setempat.
“Modul ajar pembelajaran berdiferensiasi mencakup 4 komponen yaitu materi, proses, hasil, dan lingkungan pembelajarannya yang berbeda dengan pembelajaran pada umumnya,” tutur H.M.Faojin.
“Komponen awal pada modul ajar diisi sesuai dengan hasil asesmen awal yang sudah dilakukan. Bisa dilakukan sebelum membuat modul ajar atau saat pembelajaran dilakukan, tetapi sebaiknya dilakukan sebelum membuat modul ajar, karena lebih efektif. Dengan dilakukannya asesmen awal sebelum membuat modul ajar, pemetaan sudah disiapkan,” sambungnya.
Lebih lanjut, H.M. Faojin berujar, ketika melakukan pembelajaran berdiferensiasi, guru harus mengelompokkan murid menjadi beberapa kelompok. “Dalam pembelajaran berdiferensiasi, guru dituntut untuk mengelompokkan siswa dalam kategori bisa, sedang, tidak bisa, dan berkebutuhan khusus,” ujarnya.
“Jika sudah dikelompokkan, maka guru baru menentukan model pembelajarannya, menyesuaikan dengan kemampuan peserta didik sesuai dengan pengelompokkan tersebut, sehingga akan memberikan hasil yang lebih optimal,” imbuhnya.
Selain itu, dalam kesempatan tersebut, H.M. Faojin memberikan saran dan masukan guna kemajuan pendidikan agama di SDN Tambakharjo, melalui pembiasaan-pembiasaan bagi peserta didik yang belum dilaksanakan di SDN Tambakharjo.
Saran ini pun memperoleh apresiasi dari Kepala Sekolah, dan berujar akan segera menindaklanjutinya.(faojin/NBA)