Semarang, Dalam rangka melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang tertuang dalam Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA), Kantor Kementerian Agama (Kankemenag) Kota Semarang agendakan kegiatan evaluasi capaikan kinerja dan pelaksanaan anggaran setiap triwulan.
Selain sebagai sarana pengawasan, melalui kegiatan evaluasi yang dikemas dalam bentuk rapat koordinasi (rakor), kegiatan ini juga bisa sebagai sarana untuk melakukan koreksi bersama bagi para penanggung jawab pengelola keuangan, pelaksana kegiatan, dan perencana.
Hal ini disampaikan Rachmad Pamudji selaku Kepala Sub Bagian Tata Usaha (Kasubbag TU) Kemenag Kota Semarang, pada Senin (28/3/2022) pada gelaran Rakor Evaluasi Capaian Kinerja dan Pelaksanaan Anggaran yang dilaksanakan di aula Kankemenag Kota Semarang yang diikuti oleh seluruh pengelola keuangan dan pelaksanana anggaran sebanyak 30 orang.
“Dengan melakukan koordinasi secara langsung, diharapkan masing-masing unit kerja atau satuan kerja (satker) bisa melakukan evaluasi terhadap realisasi pelaksanaan anggaran sudah sesuai belum dengan progaram kerja dan Rencana Penarikan Dana (RPD) yang telah disusun pada awal tahun,” tutur Pamudji.
Mukhlis Abdillah Kepala Kankemenag Kota Semarang selaku Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) memimpin langsung jalannya rakor.
Ia awali kegiatan dengan penyampaian hasil realisasi anggaran pada masing-masing unit kerja dan akun belanja.
“Sebagaimana tadi telah disinggung sedikit oleh Pak Kasubbag TU, bahwa tujuan kegiatan ini adalah sebagai sarana koreksi yang bertujuan untuk akselerasi pelaksanaan anggaran, sehingga target pencapaian realisasi anggaran yang telah disusun di awal tahun, dapat terelasisasi dengan baik,” tutur Mukhlis.
“Cekat ceket dan aos,” imbuhnya, yang berarti bergerak cepat dalam merealisasikan anggaran dan berbuah hasil yang baik sebagaimana yang diharapkan.
“Sebagaimana hasil Rapat Kerja Nasional (rakernas) pada awal tahun ini, telah disepakati bersama bahwa setiap satker diimbau untuk bisa merealisasikan anggaran minimal 70% pada triwulan ketiga, dan bagi satker yang tidak berhasil mencapai target tersebut, maka akan menerima kompensisasi berupa pemangkasan anggaran,” terangnya.
“Hari ini merupakan penghujung triwulan I, akan tetapi angka realisasi masih jauh dari target yang diharapkan, untuk itu kita harus bekerja ekstra guna mengejar ketertinggalan agar pada triwulan II dan III, target realisasi minimal 70% bisa terwujud,” sambungnya.
Pada kesempatan ini, Mukhlis menyampaikan agar masing-masing unit kerja atau satker melakukan identifikasi terhadap hambatan atau kendala dalam pelaksanaan anggaran, serta mencari solusi yang terbaik. Selain itu, satker diimbau untuk melakukan identifikasi anggaran yang bisa diakselerasikan,” ujarnya.
Pada bagian selanjutnya, Afriyanto Hidayat selaku pengelola kegiatan DIPA pada Satker Direktorat Jenderal Pendidikan Islam (Ditjen Pendis) Seksi Pendidikan Madrasah (Penma) menyampaikan bahwa pada satkernya ada titipan alokasi anggaran belanja pegawai sebesar Rp.30milyaran, yang berdampak pada rendahnya angka realisasi belanja akun 51 pada satkernya.
Di akhir sesi, Mukhlis menyampaikan pesan agar angka realisasi pada triwulan II bisa jauh lebih baik bahkan mencapai target realisasi yang telah ditargetkan.
“Jangan kumpulkan pencairan anggaran pada triwulan IV, ini akan membuat seluruh tim khususnya rekan-rekan yang di keuangan menjadi overload pekerjaan di akhir tahun, yang bisa berakibat rentan terhadap kesalahan-kesalahan dalam pembuatan Surat Perintah Membayar (SPM), dan tentunya hal ini akan berdampak pada baik dan buruknya penilaian Indeks Kinerja Pelaksanaan Anggaran (IKPA),” imbuhnya.
Hal lain yang ikut Mukhlis sampaikan adalah persiapan dari satker atas berbagai kemungkinan, utamanya pada triwulan III.
“Jika target realisasi anggaran kita baik, maka bisa terjadi kemungkinan pada triwulan III kita akan menerima relokasi anggaran dari Kabupaten/Kota lain yang terdampak pemangkasan anggaran,” ujarnya.
“Jadikan relokasi anggaran tersebut sebagai anugerah dan tantangan yang harus kita hadapi, jangan sampai kebanjiran anggaran malah jadi boomerang buat kita, kue yang diterima jangan sampai jadi racun,” lanjutnya.
“Sekali lagi segala kendala dan kondisi yang ada selama kita melaksanakan anggaran, jadikan itu sebagai tantangan, jangan penghalang apalagi beban,” pungkasnya.(NBA)