
Kota Semarang (Humas) – Dalam rangka mempersiapkan kegiatan Gerakan Penanaman 1 Juta Pohon Matoa yang akan diselenggarakan secara serentak Kemenag se-Indonesia pada 22 April 2025 mendatang, Kantor Kementerian Agama Kota Semarang pun segera melakukan koordinasi dan komunikasi dengan stakeholder terkait.
Dony Aldise Harahap selaku Kasubbag Tata Usaha menerangkan, pelaksanaan Gerakan Penanaman 1 Juta Pohon Matoa Tingkat Kemenag Kota Semarang akan dilaksanakan di beberapa titik lokasi diantaranya, madrasah negeri se-Kota Semarang, kantor sekretariat FKUB Kota Semarang, dan beberapa madrasah swasta di Kota Semarang.
“Insya Allah kami akan menanam secara bersama-sama 82 pohon matoa dan 21 pohon lainnya di beberapa titik lokasi di Kota Semarang yang masih memiliki lahan untuk dilakukan penanaman pohon pada 22 April,” ujar Dony disela-sela aktivitasnya memberikan pengarahan dalam kegiatan Bimbingan Manasik Haji bagi Jemaah Calhaj Kecamatan Pedurungan, Rabu (16/4/2025).
Ditambahkannya, jika bibit yang akan ditanam merupakan bantuan dari Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang, Konservasi Fak. Hukum UNNES, dan sebagian lainnya merupakan pengadaan secara mandiri.
MIN Kota Semarang menjadi salah satu tempat penanaman pohon Matoa dikarenakan lokasinya yang berada di daerah rawan longsor. Dihari yang sama, petugas pelaksana dari Kankemenag Kota Semarang bergerak melakukan koordinasi dan peninjauan secara langsung ke MIN Kota Semarang yang akan menjadi pusat launching kegiatan.
Kedatangan rombongan disambut hangat oleh Nadzib selaku Kepala Madrasah.
“Dari hasil peninjauan lokasi, hanya ada 5 bibit yang bisa ditanam di MIN Kota Semarang, mengingat hampir seluruh halaman madrasah sudah ditanami beberapa jenis pohon lainnya, supaya nantinya pohon-pohon yang ditanam bisa hidup berdampingan tidak saling terganggu,” terang Dintha Muhammad Kurnia selaku salah satu petugas pelaksana.
Lebih lanjut, Dintha mengatakan, pohon Matoa dipilih oleh Kemenag sebagai tanaman yang ditanam dalam rangka memperingati Hari Bumi tahun 2025 ini, karena pohon Matoa memiliki filosofi sebagai pemersatu. “Pohon Matoa merupakan simbol harmonisasi antar umar beragama. Harapannya, dengan ditanamnya pohon Matoa, mampu membangkitkan semangat toleransi dan saling menghargai, sehingga kesemuanya akan bermuara pada kokohnya persatuan Indonesia,” ungkapnya.
Sehari sesudahnya, petugas lainnya berkoordinasi dengan DLH Kota Semarang untuk mengambil bibit pohon Matoa yang akan ditanam pada 22 April 2025, Kamis (17/4/2025).(Nba)