
Kota Semarang (Humas) – Senin (2/12/2024), Faojin selaku Pengawas PAI Kankemenag Kota Semarang berkunjung ke SMP Nasima. Kedatangannya diterima oleh Kepala Sekolah di ruang kerjanya yang diberi nama Ruang Sumedang.
Tak sendirian, kehadiran Faojin juga disambut oleh GPAI dan Tim Guru Mengaji, Muhamad Arifin dan Muhamad Zainul Latif. Dalam kesempatan itu, keduanya menyampaikan,
kegiatan mengaji SMP Nasima tahun 2024-2025 menggunakan Metode Tartiluna. “Metode ini adalah hasil ijtihad dari Tim Guru Mengaji yang diwujudkan dalam sebuah buku yang terdiri dari 3 jilid,” terang Arifin.
Lebih lanjut dikatakannya, ada beberapa output yang diharapkan dari metode tersebut yakni, peserta didik mampu membaca Alquran dengan tartil dan lancar, mampu membaca dan menghafal ghorib, mampu menghafal tajwid mulai hukum bacaan nun sukun atau tanwin, mim sukun, gunnah, alif lam qamariyah dan alif lam syamsiyah, serta hukum bacaan mad. Selain itu siswa diharapkan juga mampu menghafal Surah An-Nas sampai Al-Fajr.
“Selain target minimal tersebut, kami juga membuat target maksimal yakni, siswa mampu menghafal juz 29 dan surah-surah pilihan seperti, Yasin dan Al-Waqi’ah,” terang Arifin.
Latih menambahkan, selain target minimal dab maksimal, ada pula target PABP seperti, taharah, salat, zikir, dan akhlak. “Peserta didik diharapkan mampu melakukan taharah terutama wudu’ dan mandi wajib dengan benar, mampu menghafal bacaan salat mulai dari niat sampai salam baik salaf fardu maupun sunah, melakukan salat dengan khusyuk baik secara munfarid maupun berjamaah,” paparnya.
“Kemudian peserta didik juga mampu menghafal bacaan zikir setelah salat fardu, menghafal doa setelah salat duha, dan elakukan zikir dan berdo’a dengan khusyuk. Selain itu juga mereka mampu berkomunikasi yang baik terhadap guru, karyawan dan warga sekolah, tidak melakukan bulliying terhadap teman dan warga sekolah, serta ramah terhadap warga sekolah,” sambungnya.
Faojin menyampaikan apresiasi kepada Kepala SMP Nasima beserra jajarannya atas upaya-upaya yang dilakukan. Ia berharap, pendidikan agama yang diajarkan tidak hanya sebatas mengetahui dan memghafal, tetapi terimplementasikan dalam kegiatan ibadah harian siswa, baik di sekolah maupun di rumah. “Buat buku kontrol bagi siswa, orang tua, dan guru, agar kesemuanya saling bersinergi dalam pembentukan karakter siswa. Semoga Allah meridhoi ikhtiar kita,” tutur Faojin yang diamini semuanya.(Noname/Nba)