Kota Semarang (Humas) – Ahmad Farid, Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Semarang bersama Pengurus FKUB Kota Semarang, menerima kunjungan FKUB Kota Tegal di Kantor Badan Kesbangpol Kota Semarang, Senin (12/8/2024).
Kunjungan FKUB Kota Tegal dalam rangka studi komparasi terhadap program kerja FKUB Kota Semarang dalam mendukung pembangunan kerukunan di Kota Semarang, mengingat pada tahun 2023 Kota Semarang berhasil meraih Indeks Kota Toleran (IKT) terbaik kelima se-Indonesia.
Dalam kesempatan itu, Farid mengungkapkan, IKT membutuhkan keterlibatan banyak stakeholder, sehingga perlu dibangun sinergitas. “Indeks kota toleran atau IKT sangat identik dengan Kerukunan Umat Beragama (KUB). Kementerian Agama merupakan leading sektornya dan telah membuat beberapa program prioritas, diantaranya adalah Penguatan Moderasi Beragama. Dan program ini sangat penting untuk bisa diimplementasikan bagi masyarakat Kota Semarang yang majemuk, multi etnik dan multi agama. Melalui penyuluh agama, Kemenag Kota Semarang melakukan pendekatan langsung kepada masyarakat, bahkan kami memiliki salah satu program unggulan yang disebut Benjamin, Bina Eks Napiter menjadi Agen Moderasi Beragama,” terangnya.
“Hal ini tidak bisa dikerjakan sendiri, bersama FKUB sebagai tangan panjang Kemenag, menyusun kegiatan yang menyentuh langsung kepada masyarakat, tokoh agama, dan tokoh masyarakat. Tentu, hal ini akan berhasil jika didukung oleh regulasi dari pemerintah daerah setempat, karena kami menyadari kerukunan itu bersifat dinamis yang perlu untuk dilakukan upaya yang berkesinambungan dan berkelanjutan,” sambungnya.
Hadir Ketua FKUB Kota Semarang menambahkan, beberapa upaya yang telah diprakarsasi oleh FKUB Kota Semarang dalam upaya peningkatan IKT di Kota Semarang. “Tahun 2022 Kota Semarang Alhamdulillah berhasil meraih prestasi sebagai kota dengan predikat IKT terbaik ketujuh se-Indonesia, dan alhamdulillah prestasi ini bisa kita tingkatkan di tahun 2023 menjadi peringkat terbaik kelima,” ungkap Mustam Aji, Ketua FKUB Kota Semarang.
Menurutnya, bukanlah perkara sederhana untuk bisa meraih prestasi tersebut, mengingat demografi Kota Semarang. “Bukan berarti Kota Semarang tidak ada potensi konflik, tetapi bagaimana upaya kami bersama dengan Pemerintah, tokoh agama dan tokoh masyarakat, agar potensi konflik tersebut tidak membesar, tetapi teredam dengan baik yang tidak menimbulkan konflik lainnya. Alhamdulillah melalui komunikasi yang baik, koordinasi yang intensif, KUB di Kota Semarang tetap kondusif,” urainya.
Di akhir pertemuan, Farid pun meminta masukan dari jajaran FKUB Kota Tegal, guna peningkatan IKT di Kota Semarang. “Kami juga berharap, dalam forum ini, kita bisa saling sharing pengalaman masing-masing dalam pembangunan dan menjaga KUB di wilayah kita, untuk bisa diadaptasi menyesuaikan kondisi masing-masing,” pungkasnya.(Sy/Nba)