Kota Semarang (Humas) – Muhtasit selaku Kakankemenag Kota Semarang didampingi Kasubbag TU, Kasi Dikmad, dan Pengawas Madrasah menghadiri acara Gelar Karya Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) dan Profil Pelajar Rahmatan lil Alamin (P2RA) yang digelar di MIN Kota Semarang, Sabtu (7/12/2024).
Nadzib, Kepala MIN Kota Semarang menerangkan, keduanya merupakan program dalam kurikulum merdeka yang bertujuan untuk mengembangkan pemahaman dan kesadaran peserta didik tentang nilai-nilai Pancasila, kewarganegaraan, demokrasi, dan hak asasi manusia. Kegiatan P5 dan P2RA dapat berupa penerapan budaya satuan pendidikan, pembelajaran intrakulikuler, dan ekstrakulikuler. “Pembelajaran dilakukan secara kolaboratif antar guru dengan melibatkan masyarakat dan warga madrasah,” terangnya.
Tema yang diusung kali ini, Tanahku Subur Warga Merasakan Makmur. Sriyati selaku Pengawas Madrasah setempat menerangkan, sesuai dengan tema yang diusung, dalam gelar karya tersebut masing-masing kelas menyajikan aneka olahan makanan dan minuman hasil kebun yang ada di lingkungan madrasah. “Ada yang membuat olahan singkong karena kelas tersebut menanam singkong, ada juga yang membuat jus sawi karena anak-anak ini memang menanam sawi, bahkan ada yang membuat bubur ketela karena mereka menanam ketela. Jadi yang disajikan hari ini memang betul-betul hasil kebun sendiri,” paparnya.
Tak hanya hasil olahan berkebun, bahan mentah atau hasil panen kebun para siswa MIN Kota Semarang juga ikut dipamerkan. “Jadi tidak hanya makanan dan minuman hasil olahannya, hasil panen kebunnya seperti ketela dan lainnya juga dipamerkan dalam Gelar Karya P5 dan P2RA, sehingga anak-anak ini diajarkan dari mulai mengolah lahan, menanam bibitnya, panen, kemudian mengolahnya, dan melanjutkan dengan kegiatan ekonomi yaitu menjajakan hasil olahan kebun mereka yang dikerjakan bersama orang tua masing-masing,” jelas Sriyati.
Kegiatan ini pun mendapat apresiasi dari Muhtasit, karena madrasah telah mengajarkan anak untuk memanfaatkan pekarangan madrasah agar berhasil guna. “Gunungpati terkenal dengan kesuburan tanahnya, dan sangat tepat jika anak-anak diajarkan memanfaatkan lahan yang ada untuk berhasil guna melalui berkebun. Hasil kebunnya kemudian diolah sendiri dan dijajakan, ini sungguh luar biasa,” tuturnya.
“Ini mengajarkan kepada peserta didik untuk membaca peluang, apa yang bisa mereka kembangkan dari kondisi lingkungan sekitar. Tentunya hal ini mengembangkan kreativitas siswa, dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan, tidak hanya bagi dirinya tetapi juga lingkungan sekitar,” sambungnya.
Menurutnya, membangun kepekaan siswa terhadap lingkungan sekitar itu penting, karena akan menjadi bekal mereka nantinya agar menjadi generasi penerus bangsa yang memiliki kepekaan sosial, sehingga mereka menjadi generasi emas yang tidak egois, tidak individualis, tetapi berorientasi pada kesejahteraan bersama.
Muhtasit juga berpesan, madrasah tidak hanya menjadi satuan pendidikan yang memberikan pembelajaran tentang ilmu pengetahuan, tetapi juga sarana pembangunan karakter generasi penerus bangsa. “P5 dan P2RA merupakan program yang memberikan pengalaman langsung kepada siswa sesuai dengan karakteristik lingkungan sekolah. Nilai-nilai yang ditanamkan melalui P5 dan P2RA diharapkan dapat menjadi bekal bagi peserta didik untuk menjadi manusia yang berilmu, berkarakter, dan berakhlak mulia,” pungkasnya.(Sri/Nunung/Nba)