Semarang, Alif lam miim, itulah kitab (Alquran) yang tidak ada keraguan di dalamnya, sebagai petunjuk bagi orang – orang yang bertaqwa (QS. Al-Baqarah 1 – 2). Itulah kutipan terjemahan Alquran ayat 1 dan 2 diawal surah Al-Baqarah.
Jika melihat kutipan di atas, maka wajarlah jika umat Islam berlomba-lomba untuk bisa memahami isi daripada Alquran, karena Alquran adalah merupakan petunjuk bagi umat manusia dalam menjalani kehidupan di dunia, guna menuju kebahagiaan hidup di akhirat kelak.
Dalam rangka mempermudah umat Islam untuk mempelajari Alquran, masyarakat telah mengadakan atau mendirikan banyak tempat untuk mempelajari kitab umat Islam tersebut, mulai dari majlis pembelajaran Alquran yang ada di masjid atau mushala yang biasanya diasuh oleh seorang ustadz atau kyai masjid/mushala itu sendiri, sampai lembaga-lembaga pendidikan Alquran seperti Taman Pendidikan Alquran (TPQ) dan lain sebagainya.
Tidak ketinggalan pula, Alquran juga diajarkan di madrasah, seperti halnya yang dilakukan oleh Madrasah Ibtidaiyah (MI) Tanwirul Qulub Genuk Semarang, selain mengajarkan pendidikan formal, setiap hari peserta didik juga diajarkan cara membaca Alquran yang baik dan benar, melalui tadarus Alquran bersama sebelum memulai pembelajaran.
“Tadarus Alquran kami ajarkan kepada anak-anak, agar mereka tidak hanya mengenalnya tetapi juga dapat memahaminya, mulai dari bagaimana cara membacanya, hingga belajar memahami isi kandungannya. Dan kegiata ini rutin kami lakukan setiap hari sebelum pembelajaran, terlebih di bulan Ramadhan,” tutur Nur Hidayah salah satu guru MI Tanwirul Qulub yang disampaikannya kepada pengurus Kelompok Kerja Madrasah (KKM) MI 1 Kota Semarang, pada Rabu (7/4/2022) di madrsah setempat.
Senada dengan Nur Hidayah, Ali Hamdani selaku Kepala Madrasah mengatakan bahwa pihaknya selalu berusaha memfasilitasi dan memberikan pembekalan dalam mempelajari dan membaca Alquran.
“Kami hanya berusaha untuk membekali anak didik supaya bisa membaca Alquran dengan baik dan benar, jangan sampai ketika anak lulus dari MI tidak bisa membaca Alquran, karena tidak bisa dipungkiri masih banyak ditemukan di masyarakat, yang sudah berusia remaja bahkan dewasa, tidak bisa membaca Alquran, padahal Alquran merupakan pedoman hidup seorang muslim,” tuturnya.
“Bagaimana bisa menjadikan Alquran sebagai pedoman hidup, sedangkan membaca Alquran saja tidak bisa. Maka dari itu, kami sebagai lembaga madrasah berusaha untuk mengenalkan dan mengajarkan sejak dini kepada anak didik kami, tentunya dengan harapan agar dalam menjalani kehidupannya bisa berpedoman pada Alquran,” pungkasnya. (SAW/NBA)