Semarang – Pengawas Madrasah Kementerian Agama Kota Semarang, Amhal Kaefahmi melaksanakan Supervisi Pembelajaran Di madrasah binaan di wilayah Kecamatan Tembalang dan Kecamatan Banyumanik. Supervisi dimaksudkan untuk memberikan pendampingan pada mutu pembelajaran guru.
“Supervisi pembelajaran bukan semata mengoreksi kesesuaian format administrasi guru, melainkan lebih dimaksudkan untuk perbaikan mutu pembelajaran guru,” jelas Amhal Kaefahmi saat supervisi di RA Taqwalilah, Tembalang, Rabu (6/4/2022)
Hari itu, Amhal Kaefahmi, memang fokus pendampingan di Raudhatul Athfal (RA) binaan. Beberapa hari sebelumnya, supervisi dilakukan di Madrasah Ibtidaiyah (MI). Supervisi pembelajaran dilakukan secara humanis dan menyenangkan dengan memberikan pendampingan terkait perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan penilaian/evaluasi.
Mengutip KMA Nomor 624 Tahun 2021 Tentang Pedoman Supervisi Pembelajaran Pada Madrasah, Amhal Kaefahmi menuturkan, supervisi pembelajaran merupakan kegiatan pembinaan, pemantauan, penilaian, serta pembimbingan, pendampingan, dan pelatihan profesionalitas pembelajaran.
Ditanbahkannya, supervisi pembelajaran itu dilakukan baik pada aspek kompetensi maupun pelaksanaan tugas pokok pembelajaran, pada tahapan perencanaan, pelaksanaan, penilaian atau evaluasi proses pembelajaran. Supervisi pembelajaran diarahkan untuk memastikan, mengendalikan, dan memperbaiki mutu pembelajaran.
“Implementasi kegiatan supervisi pembelajaran dilengkapi dengan pendampingan menuju pembelajaran berkualitas,” jelasnya.
Dalam kesempatan itu, dia menjelaskan tentang pentingnya perencanaan pembelajaran sebagai pedoman dan rambu dalam pelaksanaan pembelajaran. Perencanaan yang dimaksud tidak harus njlimet dengan format kaku, melainkan dengan format yang bervariasi sesuai dengan kebutuhan, karena yang terpenting, guru mengerti apa yang akan dilakukan dalam pembelajarannya.
Amhal Kaefahmi memberikan contoh perencanaan pembelajaran menggunakan format bagan. Artinya, bagan-bagan yang berisi tentang tema dan sub tema, aktivitas guru dan siswa, kegiatan literasi, dan metode pembelajaran yang memuat kompetensi Abad-21 yang dikemas melalui kegiatan bermain.
Sementara itu, kepala RA Taqwalillah, Yulyani mengaku senang dengan model supervisi yang dilakukan pengawas madrasah, Amhal Kaefahmi. Pasalnya, supervisi dilakukan secara menyenangkan dengan membuka ruang diskusi dan mendampingi kesulitan guru dalam pelaksanaan pembelajaran.
“Tak ada kesan seram dan menakutkan pada sosok pak Amhal. Selama ini, pengawas dianggap sebagai momok, terkesan hanya menilai dan menyalahkan guru, tanpa ada solusi,” kata Yulyani.
Guru kelas kelompok B, Saidah menambahkan, dengan supervisi pembelajaran yang dilakukan pengawas, ia dapat memperbaiki pembelajaran yang selama ini masih ada kekurangannya. Kegiatan pembelajaran harus dikemas melalui kegiatan bermain, termasuk salam mengenalkan baca tulis pada anak.
“Kami senang denngan supervisi ini. Kami bisa bertanya banyak hal terkait pembelajaran kami di RA,” sambung Siti Afifah, Fifi NH, dan Koyimah, dengan wajah berseri-seri.(Amhal Kaefahmi)