Kota Semarang (Humas) – “KUA itu ora ono preiné”. Kalimat singkat penuh makna itu disampaikan dengan senyum oleh H. Tantowi Jauhari, Plt. Kasi Bimbingan Masyarakat (Bimas) Kemenag Kota Semarang. Artinya sederhana namun tegas bahwa Kantor Urusan Agama (KUA) tidak mengenal hari libur. Bahkan pada Sabtu dan Minggu, penghulu tetap siap menikahkan pasangan yang hendak mengucapkan ijab kabul.
Ungkapan ini menjadi pengingat betapa sibuknya peran KUA di tengah masyarakat. Kamis (11/9/2025), giliran KUA Gunungpati mendapat kunjungan supervisi dari Tim Kemenag Kota Semarang. Tantowi hadir bersama Nur Hasan, Sri Yulianto Anwar, dan Siti Nurhayati.
Bagi sebagian orang, kata supervisi identik dengan inspeksi atau pemeriksaan yang kaku. Namun suasana di ruang KUA Gunungpati siang itu justru cair, menyerupai dialog santai. “Supervisi ini untuk merefresh tupoksi,” jelas Tantowi. “Kita semua bisa lupa, bisa keliru. Maka tugas kami adalah mengingatkan,” imbuhnya.
Ia menegaskan, KUA merupakan ujung tombak pelayanan publik. Kesalahan kecil saja dapat berimbas besar. “Sekarang zamannya media sosial. Ada pelayanan yang kurang baik, sekali diunggah, bisa menyebar ke mana-mana,” ujarnya.

Dalam supervisi tersebut, Tim Kemenag mencermati dokumen, menelusuri alur pelayanan, serta meninjau sarana yang tersedia. Belum ada penilaian akhir yang diberikan, karena semuanya akan dipertimbangkan dari berbagai aspek. “Setelah dicermati, baru akan kita berikan masukan,” tambah Tantowi.
Namun pesan utama telah ditegaskan sejak awal bahwa layanan masyarakat di KUA harus mudah, ramah, dan penuh senyum. “Karena wajah KUA adalah wajah Kemenag di mata masyarakat,” tandasnya.
Supervisi rutin semacam ini menjadi agenda penting di seluruh KUA di Kota Semarang. Meski tampak sederhana, kegiatan tersebut menyimpan misi besar untuk memastikan mutu pelayanan tetap terjaga.
Bagi masyarakat, KUA bukan sekadar tempat mengurus buku nikah atau rujuk. Lebih dari itu, KUA adalah pintu pertama bersentuhan dengan birokrasi keagamaan. Dan sebagaimana jargon yang terus digaungkan, tidak ada kata libur dalam melayani.(Pram/Nba)