Kota Semarang (Humas) – SD Negeri Kalicari 01 mengadakan peringatan Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW 1445 H, Senin (12/02/2024).
Peringatan yang penuh hikmad tersebut dihadiri oleh siswa-siswi kelas 1 sampai kelas 6, guru, PPL dan staf TU.
Tampil sebagai penceramah, Kak Slamet yang merupakan seorang pendongeng.
Menurut Kepala Sekolah, tujuan digelarnya peringatan Isra Mi’raj, untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan keluarga besar SDN Kalicari 01 kepada Allah SWT, sekaligus mempererat tali silaturahmi diantara mereka.
Ia mengatakan, kegiatan yang digelar di panggung terbuka sekolah, sekaligus menjadi pembuka acara peresmian bangunan yang baru saja jadi. “Acara ini sekaligus peresmian panggung terbuka yang dibangun sebagai sarana bagi anak-anak untuk mengembangkan kreativitasnya. Peringatan Isra Mi’raj menjadi kegiatan pembuka atau mengawali pemanfaatan panggung terbuka ini, semoga menjadi berkah,” ulas ibu Eni Murdhiati selaku Kepala SDN Kalicari 01 Kota Semarang.
Dalam sambutannya, Ibu Eni Murdhiati mengharapkan seluruh siswa, menyimak dan memperhatikan dengan penuh hikmad, materi yang disampaikan oleh penceramah.
Sementara itu, Kak Slamet dalam siraman rohaninya, mengajak para siswa untuk tidak meninggalkan salat lima waktu. “Sesibuk apa pun kita, jangan pernah meninggalkan salat. Posisi salat dalam Islam sangatlah utama dimata Allah SWT,” terangnya.
Sebagai puncak kegiatan Peringatan Isra’ Mi’raj, dalam acara tersebut dilakukan pengumuman dan penyerahan hadiah juara lomba lomba – lomba islami yang telah dilaksanakan pada 30 Januari hingga 7 Februari 2024 lalu.
Pada bagian lain, Ibu Lia dan Ibu Uum selaku Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) di sekolah tersebut menuturkan, siswa-siswi SDN Kalicari 01 terlihat sangat antusias dalam mengikuti lomba dalam rangka memperingati Isra Mi’raj 1445 H.
Kegiatan ini pun dilaporkan keduanya kepada Pengawas PAI Kemenag Kota Semarang, dan mendapat apresiasi dari H. M. Faojin selaku Pengawas PAI setempat, bahkan Faojin menyampaikan pesan agar kegiatan serupa terus dikembangkan dan menjadi budaya religius satuan pendidikan.(Lia/Uum/Faojin/Nba)