Semarang – M. Faojin selaku Pengawas PAI Kankemenag Kota Semarang menuturkan, pembelajaran berdiferensiasi Kurikulum Merdeka memberikan keleluasaan pada siswa untuk meningkatkan potensi dirinya sesuai dengan kesiapan belajar, minat, dan profil belajar siswa itu sendiri. “Pembelajaran berdiferensiasi memiliki potensi tingkat keberhasilan yang lebih tinggi dalam pencapaian output, karena siswa diberikan keleluasaan belajar sesuai dengan kesiapan belajar dan minatnya,” tuturnya ketika memberikan pembinaan kepada GPAI di SD Negeri Korobokan Semarang Barat, Senin (4/9/2023).
“Pembelajaran berdiferensiasi tidak hanya berfokus pada produk pembelajaran, tapi juga fokus pada proses dan konten/materi. Untuk itu, Guru Pendidikan Agama Islam harus mempersiapkannya dengan baik, dengan cara mempelajari terlebih dahulu hal apa saja yang perlu diperhatikan dalam menghadapi kurikulum baru ini. Guru harus mampu menentukan metode yang tepat bagi peserta didiknya,” imbuhnya.
Menanggapi apa yang disampaikan M. Faojin, Syukron Aziz selaku GPAI setempat menyampaikan, telah melakukan pembelajaran berdiferensiasi. Ia pun meminta pengarahan dari M. Faojin, terkait metode yang dipilihnya. “Pertama-tami kami mencari tahu karakteristik masing-masing siswa dengan cara mengamati gaya belajar mereka, misalnya ada siswa yang lebih tertarik pada hal yang sifatnya visual, maka cara pemberian materi dan produk hasil belajar pun diharapkan akan dalam bentuk visual,” terangnya.
GPAI lainnya, Moh. Munir mengungkapkan cara lain dalam proses awal pembelajaran berdiferensiasi. “Kami melihat dan mengamati tugas-tugas yang sudah dikerjakan siswa. Selain itu, kami juga berdiskusi dengan guru mata pelajaran lainnya tentang kemampuan siswa tersebut ketika menerima materi pelajaran. Kami juga membuat pertanyaan pemantik untuk mengetahui minat dan karakteristik siswa, misalnya pertanyaan tentang kebiasaan belajar siswa. Dari situ kami bisa mengetahui ada siswa yang lebih senang belajar sambil mendengarkan musik, ada yang lebih senang dalam kondisi sepi, atau belajar sambil menonton televisi, dan masih banyak lagi yang lain,”ungkapnya.
Mendengarkan penjelasan GPAI SD Negeri Krobokan, M. Faojin menyampaikan apresiasi, karena cara yang dipilih untuk menentukan metode pembelajaran berdiferensiasi sudah tepat.
Selain pembahasan pembelajaran berdiferensiasi Kurikulum Merdeka, pada kesempatan itu, M. Faojin menandaskan pentingnya kompetensi dan profesionalisme GPAI dalam menghasilkan output PAI yang berkualitas.
Tak hanya itu, ia juga menyarankan adanya kegiatan pembiasaan-pembiasaan ibadah di sekolah, yang mampu meningkatkan keimanan dan ketakwaan peserta didik.( Syukron/Faojin/NBA)