Kota Semarang (Humas) – Rabu (9/10/2024), siswa kelas 4 MIN Kota Semarang, sebanyak 83 anak, berkunjung ke Museum Ronggowarsito dalam rangka belajar sejarah dan budaya Jawa Tengah.
Sesampainya di museum, mereka dibagi menjadi dua kelompok untuk mendapatkan pengalaman belajar yang lebih fokus dan mendalam. Kelompok pertama terdiri dari siswa laki-laki, diarahkan untuk menonton tayangan video 3D selama 15 menit yang menampilkan sejarah Jawa Tengah dalam format visual yang interaktif dan penuh warna. Nadzib selaku Kepala Madrasah mengungkapkan, tayangan tersebut membawa imajinasi mereka kembali ke masa lalu.
Sedangkan kelompok kedua, terdiri dari siswa putri, menelusuri galeri sejarah yang berada di lantai 1 dan 2. “Penataan museum yang apik dan bersih membuat siswa tertarik untuk menjelajah lebih jauh,” terang Vera Kumalasari, wali kelas 4B, yang ikut mendampingi rombongan.
Para siswa terlihat sangat terkesan dengan berbagai artefak yang dipajang, terutama saat pemandu menjelaskan asal-usul benda-benda tersebut.
Pertanyaan kritis pun dilontarkan Bilqis, siswa kelas 4A, yang menanyakan tentang sejarah museum. “Kapan museum ini berdiri, dan benda apa yang paling tua di sini?” tanyanya.
Sang pemandu menerangkan, Museum Ronggowarsito berdiri sejak tahun 1978 dan memiliki berbagai koleksi yang mencakup artefak dari masa Hindu-Buddha hingga Islam. Penjelasan tersebut disampaikan sembari rombongan memasuki galeri peninggalan Islam. Anak-anak terpukau oleh koleksi artefak yang dipamerkan seperti, Alquran yang ditulis tangan, miniatur Masjid Kudus dan Masjid Demak, serta kubah Ki Ageng Selo.
Menelusuri sejarah Gubernur Jateng, juga menjadi salah satu bagian yang menarik bagi mereka. “Siapa gubernur pertama di Jawa Tengah?” tanya salah satu siswa dengan antusias. Sang pemandu pun dengan telaten menjelaskan sejarah kepemimpinan di Jawa Tengah dari masa ke masa.
Tak terasa, dua jam penuh mereka mengeksplorasi museum. Setiap sudut yang mereka kunjungi memberikan wawasan baru yang memperkaya pemahaman mereka tentang sejarah dan budaya. “Semoga aktivitas ini tidak hanya menambah wawasan mereka tentang sejarah dan budaya Jateng, tetapi juga meningjatkan rasa nasionalisme,” harap Sugiarti, salah satu pendamping lainnya.
Vera Kumalasari, salah satu wali kelas 4 mengungkapkan, kunjungan ke museum membuat pembelajaran sejarah lebih mudah dipahami karena siswa bisa melihat langsung artefaknya.
Kegiatan tersebut juga mendapat kesan positif dari para siswa. Saya senang sekali bisa belajar sambil menikmati pengalaman baru di museum,” ujar salah satu siswa.
Di akhir kunjungan, Nadzib menyampaikan terima kasih kepada pengelola museum. Selain itu, ia juga memberikan apresiasi kepada para guru yang telah menginisiasi kegiatan.(Fw/Nba)