Kota Semarang (Humas) – Rabu (9/10/2024), siswa kelas 4 MIN Kota Semarang mengikuti kegiatan pembelajaran luar sekolah yang berfokus pada moderasi beragama di Wihara Sampokong.
Kunjungan dimulai pukul 08.00 WIB, dalam cuaca Kota Semarang yang cukup panas. Meskipun demikian, tidak mengurangi semangat siswa untuk mengikutinya.
Guna efektivitas kegiatan, 83 siswa yang turut serta dibagi menjadi dua kelompok, kelompok putra dan kelompok putri. Mereka pun didampingi para wali kelas yakni, Siti Musyarofah, Vera Kumalasari, dan Fithriyah Widihastuti. Ada pula guru pendamping lainnya yakni, Sugiarti, Hj. Sri Hidayati, Rifki, dan Sururudin. “Pembagian kelompok ini penting agar para siswa bisa lebih fokus dalam menerima penjelasan dan menikmati pengalaman belajar di luar sekolah,” ujar Vera Kumalasari.
Kegiatan diawali dengan pengenalan sejarah Wihara Sampokong yang dipandu oleh seorang pemandu profesional. Pemandu tersebut mengajak siswa berkeliling wihara sembari menjelaskan berbagai sejarah dan nilai budaya yang terkandung dalam setiap ornamen bangunan. Para siswa diajak untuk menjelajahi berbagai sudut wihara, mulai dari patung Laksamana Cheng Ho hingga tempat-tempat bersejarah yang ada di dalamnya. Siswa terlihat sangat antusias mendengarkan penjelasan pemandu, bahkan banyak yang mengajukan pertanyaan. “Mengapa ornamen di Wihara Sampokong didominasi warna merah?,” tanya Alan, salah satu siswa.
Dengan ramah, pemandu menjelaskan, warna merah dalam budaya Tionghoa melambangkan keberuntungan dan perlindungan. Pertanyaan ini memancing rasa ingin tahu siswa lainnya, yang kemudian bergantian mengajukan pertanyaan seputar Wihara Sampokong. Salah satunya, Haidar, yang menanyakan tentang tempat-tempat di dalam wihara yang tidak boleh dimasuki karena hanya digunakan untuk ibadah agama Konghucu. Ia juga menanyakan tentang keberadaan Kyai Jangkar, yang menjadi salah satu ikon di wihara itu.
Selepas berkeliling wihara, Sabila Rosyad, salah satu siswa mengungkapkan, pengalaman ini sangat memperkaya wawasannya tentang bagaimana pentingnya menghormati agama lain. “Dengan mengunjungi tempat seperti ini, saya bisa lebih memahami bagaimana menghargai perbedaan dan hidup berdampingan dalam keberagaman,” ujarnya.
Pernyataan itu dipertegas oleh Siti Musyarofah. Ia menjelaskan, kegiatan ini bertujuan untuk memperluas wawasan siswa tentang keberagaman agama yang ada di Indonesia.
Ia menambahkan, kunjungan ini merupakan bagian dari program pembelajaran yang bertujuan untuk mengenalkan siswa pada nilai-nilai toleransi, keberagaman, dan moderasi dalam kehidupan beragama. “Kami berharap, kegiatan seperti ini dapat menanamkan nilai-nilai moderasi beragama sejak dini kepada siswa, sehingga mereka tumbuh menjadi generasi yang mampu menghargai keberagaman dan menjunjung tinggi sikap toleransi,” tuturnya.
Kegiatan berakhir pada pukul 10.15 WIB. (Fw/Nba)