
Kota Semarang (Humas) – Kelompok Kerja Guru (KKG) Pendidikan Agama Islam (PAI) Kecamatan Pedurungan mengadakan pertemuan rutin di SD Islam Cahaya Ilmu, Rabu (12/02/2025).
Umi Latifah selaku Kepala Sekolah menyambut baik GPAI yang hadir dalam acara KKG tersebut. “Semoga nyaman dalam melaksanakan KKG disini, dan semoga pertemuan ini bisa menjadi sebuah wadah untuk saling berbagi ilmu,” sambutnya.
Selanjutnya, M Rokhimin, Ketua KKG PAI Kec. Pedurungan menyampaikan beberapa agenda yang akan dilaksanakan di bulan suci Ramadan. “Sebelum memasuki bulan suci Ramadan, kita akan melaksanakan Tarhib Ramadan pada Rabu, 19 Februari 2025, dengan kegiatan arak-arakan/karnaval keliling yang berpusat di Korsatpend Kecamatan Pedurungan. Peserta tarhib yang ikut bisa membawa kembang manggar atau poster atau replika bedug atau warak ngendok atau rebana atau drumband,” terangnya.
“Juga akan diadakan Khotmil Quran dan Pembacaan Arwah Jama’ di hari Jumat, 21 Maret 2025 yang akan dilaksanakan di Musala Korsatpend Kec.Pedurungan,” sambungnya.
Ia menambahkan, Siraman Rohani akan dilaksanakan dua kali, pada 12 dan 19 Maret 2025 di Masjid Al-Furqan dan Masjid Al-Ikhlas. Selain itu, Nuzulul Quran dan Santunan Dhuafa pada 19 Maret 2025 pukul 09.00 WIB di Masjid Al-Ikhlas, dan masing-masing sekolah hadir sambil mengajak 1 siswa untuk mendapatkan santunan.
Ada pula kegiatan Tarawih Keliling yang dilaksanakan denban menggandenh PGRI.
Lebib lanjut dikatakannya, Halal bi Halal akan dilaksanakan oada Kamis (10 April 2025) di Masjid NU Baitussalam Penggaron.
Hadir dalam pertemuan itu, Pengawas PAI Kankemenag Kota Semarang untuk memberikan pembinaan, H.M. Faojin.
Dalam kesempatan itu, ia memberikan apresiasi terhadap program kegiagan yang telah dirancang dengan baik dalam menghadapi Ramadan 1445 H/2025 M. “Didalam kegiatan Pra-Ramadan yang sudah direncanakan tersebut, alangkah lebih mengena lagi jika ditambahi dengan kegiatan peduli sosial keagamaan seperti, bersih-bersih masjid atau musala atau rumah kepada masing-masing siswa,” tuturnya.
“Anak-anak saat berpuasa kebanyakan manja, ingin dilayani, apapun kemauannya dituruti yang penting tetap mejalankan puasa. Sekarang coba dibalik, jadikanlah anak-anak sebagai subjek puasa, dengan memberikan tugas-tugas seperti, membantu orang tua menyiapkan buka puasa dan melayaninya dengan berbahasa jawa dalam rangka mempertahankan ĥ budaya lokal, membangunkan orang tua ketika sahur, dan memijit orang tua,” imbuhnya.
Menurut H.M. Faojin, kegiatan tersebut dapat pula bermnafaat sebagai sarana membangun komunikasi fisik dan batin, serta spiritual, antara orangtua dan anak.(Noname/Nba)