
Kota Semarang (Humas) – Kementerian Agama Kota Semarang menunjukkan langkah konkret dalam mendukung tujuan pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs) melalui peluncuran program Klangenan (Kemenag Peduli Pangan dan Lingkungan).
Program ini merupakan hasil kolaborasi strategis antara Kemenag Kota Semarang, Foodbank of Indonesia (FOI), Dharma Wanita Persatuan Kemenag Kota Semarang, dan Kelompok Kerja Penyuluh (Pokjaluh).
Diluncurkan bersamaan dengan program Salaman dan Gerakan Jogo Ati di Aula Kantor Kemenag Kota Semarang, Klangenan menjadi simbol kuat komitmen Aparatur Sipil Negara (ASN) Kemenag dalam memberikan pelayanan yang tidak hanya administratif, tetapi juga humanis dan berkelanjutan, serta menyentuh masyarakat secara langsung, Kamis (31/7/2025).
Misi Sosial dan Lingkungan: Kurangi Sampah, Tingkatkan Kepedulian
Klangenan bertujuan untuk mendistribusikan makanan layak konsumsi kepada masyarakat yang membutuhkan, sekaligus mengurangi limbah makanan di lingkungan masyarakat perkotaan. Makanan yang dikumpulkan dari mitra dan komunitas akan disalurkan dengan prinsip tepat guna dan tepat sasaran.
Program ini secara langsung mendukung dua poin penting dalam SDGs:
• SDG 2: Tanpa Kelaparan, dengan memastikan makanan yang masih layak tidak terbuang sia-sia dan dapat dimanfaatkan bagi kelompok rentan.
• SDG 12: Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab, khususnya dalam pengurangan limbah makanan di sepanjang rantai pasokan dan konsumsi.
“Klangenan adalah bentuk nyata ASN Kemenag hadir di tengah persoalan sosial dan lingkungan. Bukan sekadar pelayanan administratif, tetapi pelayanan dengan hati dan kepedulian,” ujar Muhtasit, Kepala Kantor Kemenag Kota Semarang dalam sambutannya.
Penandatanganan Komitmen Kolaboratif
Sebagai bentuk komitmen realisasi program, kegiatan ini juga diisi dengan penandatanganan nota kerja sama antara Kemenag Kota Semarang, FOI, Dharma Wanita Persatuan, dan Pokjaluh. Langkah ini menandai sinergi lintas sektor untuk memperluas jangkauan distribusi pangan dan edukasi lingkungan yang lebih masif.
Dony Aldise Harahap, Kepala Sub Bagian Tata Usaha Kemenag Kota Semarang menjelaskan, Klangenan tidak hanya akan dijalankan secara simbolik, tetapi akan diintegrasikan dalam kegiatan keagamaan, penyuluhan, dan pelayanan ke masyarakat.
“Kami ingin gerakan ini menjadi budaya, bukan sekadar program. ASN harus menjadi agen perubahan dalam hal pelayanan publik yang ramah sosial dan lingkungan,” tegasnya.
Kepala Bagian TU Kantor Wilayah Kemenag Provinsi Jawa Tengah, Wahid Arbani yang turut menyaksikan penandatangan nota kesepahaman itu menyampaikan apresiasi terhadap inisiatif program Klangenan, dan mendorong agar program ini dapat direplikasi di kabupaten/kota lain di Jawa Tengah.
“Program Ini adalah contoh baik dari ASN yang tidak hanya bekerja di balik meja, tapi juga membangun empati dan peran aktif dalam pembangunan berkelanjutan. Ini wajah baru ASN Kemenag. Kemenag kota semarang berhasil menunjukkan komitmen bahwa di tengah efisiensi tidak mengurangi semangat inovatif dan melayani masyarakat,” ungkapnya dalam sambutan dan arahannya.
Kegiatan ini dihadiri oleh pejabat struktural dan fungsional tertentu, serta jabatan pelaksana di lingkungan Kankemenag Kota Semarang.(Alan)