
Kota Semarang (Humas) – Sebanyak 164 Guru Pendidikan Agama Kristen (GPAK) Kota Semarang, Kab. Demak, Kab. Temanggung, Kab. Tegal, Kab. Semarang, Kab. Boyolali, hingga Kota Madiun antusias mengikuti Seminar Pemberdayaan GPAK bertema “Restoring The Soul” yang digelar di Wisma Elika, Bandungan Kab. Semarang pada 29–30 Juli 2025.
Kegiatan ini bertujuan melengkapi GPAK dengan keterampilan konseling pada saat memberikan pendampingan kepada siswa dalam proses pemulihan mental dan penyembuhan luka batin.
Acara dibuka dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya.
Dalam sambutannya, Timotius Tamtama, Pembina Yayasan Jelai Kasih Indonesia menegaskan, pentingnya peran GPAK. “Guru PAK bukan hanya pendidik, tetapi juga konselor rohani yang menjadi teladan dan pendamping bagi generasi muda,” ujarnya.
Sementara itu, Kristiyani Ambarwati, Penyelenggara Kristen Kemenag Kota Semarang mengapresiasi antusiasme peserta. “Kegiatan ini merupakan wujud komitmen Pemerintah untuk meningkatkan kapasitas guru PAK, baik secara spiritual maupun profesional,” ungkapnya.
Mengutip Mazmur 23:3, Kristiyani berharap, GPAK menjadi agen perubahan bagi gereja, bangsa, dan negara. “Ia menyegarkan jiwaku, Ia menuntun aku di jalan yang benar oleh karena namaNya. Kegiatan ini diharapkan menjadi momentum penting dalam menghadirkan pemulihan dan kedamaian bagi siswa di sekolah masing-masing.
Dengan Seminar ini, para guru PAK diharapkan semakin siap menjadi pembawa pemulihan jiwa, membangun generasi yang sehat secara rohani dan mental,” tandasnya.
“Anak-anak senang, guru senang, akan membawa kedamaian dan penyegaran jiwa,” imbuhnya.
Pelatihan dua hari ini menghadirkan narasumber internasional yaitu, Vonny Evelyn Jingga, Certified Counselor Mental Health & Trauma Specialist, dan Virgo Handojo, Profesor Psikologi dari California Baptist University.
Hari pertama, mereka membahas topik Pemulihan Mental dalam Terang Firman, Menyadari Luka dan Anugerah Penyembuhan, serta Terapi Awal Trauma dan Luka Batin. Sedangkan di hari kedua, meliputi Mengenal Luka Batin dan Konsekuensinya, Menangani Trauma Masa Kecil, serta Membangun Resiliensi Anak.
Kegiatan ini pun mendapat dukungan dari Ketua Yayasan Jelai Kasih, Budiman Prajasantosa, dan Sekretaris Shintowati.(Iwan/Nba)