
Kota Semarang (Humas) – Muhtasit, Kakankemenag Kota Semarang didampingi Kasubbag TU, Kasi Bimas Islam, Gara Zawa yang juga merupakan Satgas Halal, Ketua Pokjaluh, perwakilan penyuluh agama dan Humas, bertandang ke Dinas Ketahanan Pangan Kota Semarang, Kamis (6/2/2025).
Dalam sambutannya, Muhtasit mengatakan, kunjungannya dalam rangka mensinergikan inovasi program Kemenag “Klangenan” dengan program Dinas Ketapan Kota Semarang. “Klangenan adalah Kemenag Peduli Pangan dan Lingkungan. Program ini dimaksudkan bahwa Kemenag akan bersinergi dengan program-program Dinas Ketahanan Pangan, pada sisi mana yang bisa dikerjakan bersama,” tuturnya.
“Kami memiliki pasukan 105 penyuluh, 317 kepala madrasah, dan 301 pondok pesantren,” imbuhnya.
Muhtasit menerangkan, Klangenan dimaksudkan bahwa Kemenag tidak hanya melakukan syiar agama, tetapi bagaimana memberikan dampak yang lebih luas yakni, agama yang diaktulisasikan dalam berbagai aspek kehidupan, seperti ekonomi, sosial, kesehatan, dan aspek-aspek lainnya.
Gayung bersambut, begitu ungkap Endang Sarwiningsih Setyawulan selaku Kepala Dinas Ketapan Kota Semarang saat menyambut harapan yang disampaikan Muhtasit.
“Ada 4 pilar ketahanan pangan yaitu, ketersediaan, distribusi, konsumsi, dan keamanan. PR bagi kami karena baru bisa memenuhi ketersediaan pangan sebesar 11%, selebihnya didatangkan dari luar daerah, bahkan impor. Urban farming di pesantren menjadi salah satu solusi menjaga ketersediaan pangan. Selain itu, pesantren juga bisa menjadi kios pangan, yang akan memangkas proses distribusi sehingga barang yang diperoleh relatif murah dan segar,” ujar Endang.
Menurutnya, dalam konsumsi pangan, ia pun berharap bantuan dari para penyuluh, madrasah, dan pesantren dalam ikut mensosialisasikan pangan Bergizi, Beragam, Seimbang dan Aman (B2SA). “Kami memiliki keterbatasan SDM. Tadi disampaikan oleh Bapak bahwa Kemenag memiliki pasukan yan luar biasa. Dengan kerjasama ini nantinya kami harapkan bisa ikut mensosialisasikan B2SA yang bertujuan merubah perilaku masyarakat kita. Kita punya slogan, Kenyang Tidak Harus Nasi,” paparnya.
“Mari kita kenalkan anak-anak kita dengan menu-menu lokal agar bisa menaikkan produk UMKM. Kita akan membuat video sosialisasi B2SA dan ini nantinya bisa dipublikasikan dan dikampanyekan melalui penyuluh, madrasah, dan pondok pesantren secara masif. Bisa juga dengan sosialisasi pilah sampah,” sambungnya.
Sedangkan terkait keamanan pangan, dikatakannya, pentingnya mengedukasi masyarakat bahwa makanan sehat salah satu indikatornya harus aman dikonsumsi seperti, tidak mengandung bahan kimia yang membahayakan kesehatan tubuh.
Yayuk selaku Kabid Keamanan Pangan Dinas Ketapan Kota Semarang menambahkan, bersama Kemenag melalui Satgas Halal telah menjalin kerjasama dalam program Jejaring Keamanan Pangan Daerah (JKPD). “Alhamdulillah Ibu Hanum selaku Satgas Halal Kota Semarang ikut aktif dalam mengkampanyekan pentingnya makanan halal untuk sebagai salah satu syarat keamanan pangan,” katanya.
Paparan yang disampaikan Endang dan jajarannya, mendapat tanggapan dari Kasubbag TU Kankemenag Kota Semarang, Dony Aldise Harahap. Ia memohon ijin kepada Kadinas Ketapan agar para penyuluh ikut mempelajari program-program Dinas Ketapan, sehingga bisa ikut mensosialisasikan/mengkampanyekan program-program rersebut, untuk dikolaborasikan dengan tusi penyuluh, sehingga bisa berjalan beriringan dan tidak tumpang tindih.
Dony menambahkan, penyuluh agama Islam Kankemenag Kota Semarang bahkan sudah bergerak sebagai Foodbank of Indonesia (FOI). “Ibu Roudhoh ini sudah menjadi FOI di Kota Semarang. Beliau membantu Pemerintah Kota Semarang dalam memanfaatkan limbah makanan yang masih aman dan layak untuk dikonsumsi guna didistribusikan kepada masyarakat yang membutuhkan, agar terbentuk ketahanan pangan,” urainya.
Pada bagian lain, Cholidah Hanum selaku Satgas Halal mengungkapkan, Kemenag melalui BPJPH telah mengeluarkan regulasi terkait menjaga stabilitas keamanan pangan melalui program Sehati, Sertifikasi Halal Gratis yang diperuntukkan bagi UMKM. “Sehati digulirkan sejak 2022 dengan kuota per tahun 1 juta sampai dengan 2024. Sedangkan tahun ini kuota bertambah menjadi 1,2 juta. Kami bersama Dinas Koperasi dan UMKM, bergerak bersama membantu para UMKM di Kota Semarang agar bisa memanfaatkan Sertifikasi Halal Gratis ini melalui mekanisme Self Declare,” terangnya.
“Tidak hanya itu, Pemerintah Kota Semarang juga telah memfasilitasi melalui APBD Kota Semarang, baik dalam pengurusan sertifikasi halal reguler maupun self declare. Hal ini sudah berjalan selama 3 tahun,” lanjutnya.
Menurutnya lagi, beberapa upaya yang sudah dilakukan Kemenag dalam membantu ketahanan pangan diantaranya, bersama DMPTSP Kota Semarang memberikan layanan Sehati on the spot, bersama DWP Kemenag Kota Semarang mensosialisasikan dan mengkampanyekan B2SA di RA binaan yang juga akan merambah pada RA lainnya di Kota Semarang melalui Program Gizi Anak Sekolah, serta pemberian bantuan beasiswa dan sembako kepada siswa yang masuk dalam daftar kemiskinan ekstrim.
Dalam kesempatan itu, Hanum mengimbau agar dalam pelatihan-pelatihan program kerja Dinas Ketapan bisa ikut melibatkan penyuluh. Selain itu kegiatan lomba kreasi dan edukasi ketahanan pangan juga melibatkan madrasah dan ponpes.
Menanggapi apa yang disampaikan Hanum, kedepan, Dinas Ketapan akan membentuk detektif pangan di madrasah dan ponpes.
Dalam audiensi ini, Dinas Ketapan juga menayangkan audiovisual cara pintar mengolah bahan pangan agar bisa dikonsumsi aman dalam jangka waktu yang lebih lama seperti, cara mengolah cabai dan bawang putih.
Di akhir pertemuan itu, Muhtasit menandaskan, Kemenag Kota Semaramg siap berkolaborasi dan bersinergi dalam mewujudkan ketahanan pangan di Kota Semarang.(Faiq/Nba)