Kota Semarang (Humas) – Muhtasit, Kakankemenag Kota Semarang memberikan pembinaan kepada Guru Sekolah Minggu (GSM) di Gereja Kristen Indonesia (GKI) Cabang Beringin, Puri Anjasmoro, Kamis (1/5/2025).
Dalam kegiatan itu, Muhtasit menandaskan peran GSM dalam moderasi beragama.
Menurutnya, moderasi beragama adalah cara pandang dan perilaku dalam beragama yang menekankan keseimbangan dan menghindari ekstremisme, baik dalam bentuk radikalisme maupun liberalisme, yang memiliki tujuan utama mewujudkan kehidupan beragama yang rukun, damai, dan menghormati keberagaman, serta menghindari perilaku berlebihan atau ekstrem dalam praktik beragama.
“Moderasi beragama meliputi, toleransi, komitmen kebangsaan, anti kekerasan, apresiasi kearifan lokal, keseimbangan dan inklusivitas,” tutur Muhtasit.
“Moderasi beragama bukan berarti menafikan ajaran agama, tetapi lebih kepada memahami dan mengaplikasikan ajaran agama dengan cara yang moderat dan tidak ekstrem. Moderasi beragama penting dalam masyarakat plural seperti Indonesia untuk menciptakan kerukunan dan menghindari konflik antar umat beragama,” imbuhnya.
Ditambahkannya, sebagai seorang pendidik, GSM diimbau mampu menjadi teladan dan role model insan yang moderat. “Guru adalah panutan bagi siswa. Jika guru bisa mencontohkan bagaimana sikap moderat, tentu anak didiknya akan lebih memahami dan mengerti tentang apa itu moderasi beragama. Bagaimana memaknai ajaran agamanya secara sungguh-sungguh tetapi tetap menghargai dan menghormati perbedaan, tidak menyalahkan, apalagi sampai berbuat anarkis dan berlebihan,” ujarnya.
“Penguatan moderasi beragama perlu digaungkan di tengah masyarakat Indonesia, khususnya Kota Semarang yang plural. Kita harus bisa hidup berdampingan, sehingga terwujud lingkungan yang harmonis,” pungkasnya.(Rus/Sri/Nba)