Semarang, Selama 3 hari (6-8 Juni 2022), Mafruhatun Pengawas Madrasah Kantor Kementerian Agama (Kankemenag) Kota Semarang mengikuti Pelatihan bagi Pelatih Program Gizi Remaja untuk Madrasah Sehat, yang dilaksanakan secara daring oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Islam (Dirjen Pendis) Kemenag RI.
Kegiatan ini diperuntukkan bagi 10 Kabupaten/Kota se-Jawa Tengah dan 5 Kabupaten/Kota se-Provinsi Aceh.
Pelatihan tersebut merupakan kerja sama antara Direktorat Kurikulum Sarana Kelembagaan dan Kesiswaan (KSKK) Madrasah dan United Nations International Children’s Emergency Fund (UNICEF).
“Peserta dari Kota Semarang ada 6 orang, yaitu Eko Puji Astuti dari MTsN 1, Oktavia Fadmawati Suwarno dari MTsN 2, Solastri dari MAN 1, Sri Islami Budi Indah Kusumowati dari MAN 2, Isro Miarsih dan saya dari Kemenag Kota Semarang,” terangnya.
“Penugasan ini berdasarkan penugasan Kepala Kankemenag Kota Semarang, pada Surat Tugas Nomor : 2464/Kk.11.33/2/PP.00/06/2022 tanggal 2 Juni 202,” imbuhnya.
Mafruhatun menuturkan, kegiatan dibuka oleh Direktur KSKK Madrash, Muh. Isom.“Direktur KSKK Madrasah menjelaskan tentang pentingnya gizi untuk anak usia sekolah dan remaja. Beliau juga memaparkan tentang hasil riset kesehatan dasar usia remaja usia 13-18 tahun yang menderita kurus, mengalami stunting dan kelebihan berat badan atau obesitas,” ujarnya.
“Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan status kesehatan anak usia sekolah dan remaja melalui Usaha Kesehatan Sekolah/Madarasah UKS/M,” katanya.
“Pak Direktur juga mengimbau kepada Tim Pembina UKS Madrasah di Kanwil (Kantor Wilayah) Kemenag Provinsi, Kabupaten/Kota untuk dapat memimpin program gizi remaja di madrasah agar dapat direncanakan, dilaksanakan dan dipantau dengan baik, tentunya bersama-sama dengan Tim Pembina UKS lainnya seperti Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan, Kantor Kesejahteraan Rakyat dan guru terlatih,’’ tuturnya.
“Beliau juga berharap, pengetahuan dan keterampilan yang didapatkan selama 3 hari ini, agar ditindaklanjuti untuk dapat dilatihkan kembali kepada guru-guru MTS dan MA di Kota/Kabupaten masing-masing sehingga ada MTS dan MA yang menjadi pilot dan tempat madrasah untuk pelaksanaan program dan menjadi tempat belajar bagi madrasah lain,”lanjutnya. (Atun/NBA)