Semarang – Mukibat Mat Dahlan merupakan salah satu calhaj Kota Semarang tahun 1444 H/2023 M yang tergabung dalam kloter 11 SOC. Pria berusia 87 tahun tersebut merupakan warga RT 2 RW 3 Kelurahan Sembungharjo, Kecamatan Genuk. Meski sudah memasuki usia senja, tetapi Mbah Mukibat, begitu panggilan akrabnya, masih terlihat sehat. Hal ini diungkapkan tidak hanya oleh rekan sesama calhaj, tetapi juga oleh petugas haji.
“Mbah Mukibat sudah berusia 87 tahun, tetapi masih terlihat sehat, bahkan memorinya juga masih kuat. Beliau berangkat haji tahun ini karena masuk porsi lansia,” terang Siti Nurhayati, Ketua Kloter 11 SOC dari markas besarnya di Makkah, Jumat (23/6/2023).
“Walaupun berangkat tanpa pendamping, tapi Mbah Mukibat sangat nyaman dan terlihat enjoy, mungkin salah satu penyebabnya karena kekeluargaan jemaah kloter 11 SOC yang sangat rukun, akrab, sehingga seperti keluarga sendiri,” imbuhnya.
Nurhayati menuturkan, Mbah Mukibat bercerita, jika ia suka bercocok tanam, dan dari hasil berkebun itulah, ia mampu mendaftar ibadah haji. “Beliau bercerita, ketika usianya 86 tahun, Mbah Mukibat masih kuat mencangkul. Katanya, kalau berdiam diri, malah badannya rasanya sakit semua. Saya lihat, Beliau memang tipikal pekerja keras dan gemar beraktivitas,” ungkapnya.
“Menurut ceritanya, anak-anaknya sering kali tidak tega melihat Beliau masih mencangkul di usia senja. Bahkan karena Mbah Mukibat susah dilarang, suatu hari cangkulnya disembunyikan oleh anaknya supaya Mbah Mukibat tidak pergi ke kebun, tetapi malah Beliau kurang berkenan karena baginya, mencangkul dan berkebun merupakan hiburan tersendiri sekaligus memanfaatkan sisa usia yang ada,” sambungnya.
Nurhayati mengungkapkan, ketika masih di Madinah, sambil duduk di depan kamarnya, disela-sela waktu antara salat fardhu, Mbah Mukibat sering bercerita tentang tanaman kebunnya kepada rekan-rekannya, dan petugas haji kloter 11 SOC.
Selain kondisinya yang sehat dan keceriaannya, petugas haji merasa senang karena Mbah Mukibat selalu lahab menyantap setiap menu makanan yang disajikan, baik di Madinah maupun di Makkah.
Menurut Nurhayati, ketika di Madinah, Mbah Mukibat rajin melaksanakan salat jemaah fadhu di Masjid Nabawi. “Kata Mbah Mukibat, harus bisa arbain, Pernah ada kejadian lucu, ketika Beliau salat di Masjid Nabawi, tasnya ketlingsut (terselip). Mbah Mukibat tidak mau pulang ke hotel, bersikukuh menunggu tasnya kembali, karena Beliau berasumsi bahwa paspornya ada dalam tas tersebut, padahal paspor calhaj kloter 11 SOC sudah disimpan oleh majmuah. Beliau takut, jika paspornya hilang, tidak bisa pulang ke Indonesia. Setelah kami jelaskan dan kami bujuk, Alhamdulillah Mbah Mukibat menurut, dan mau kembali ke kamarnya,” tuturnya.
Nurhayati pun mendoakan, agar Mbah Mukibat selalu diberikan kesehatan. “Sehat-sehat terus ya Mbah,” pungkasnya.(nh/NBA)