Semarang – Pengisian data Education Management and Information System (Emis) madrasah diniyah dan Pondok Pesantren diharapkan tepat dan akurat. Hal itu disampaikan oleh Kepala Sub Bagian Tata Usaha Kemenag Kota Semarang, Rachmad Pamudji ketika memberikan sambutan pembukaan pada acara Sosialisasi Emis sesi II di aula Kemenag Kota Semarang pada Kamis (14/10/2021).
Rachmad mengatakan, operator madin dan ponpes hendaknya memasukkan data di Emis dengan tepat, akurat dan dapat dipertanggungjawabkan. “Emis adalah basic data yang sangat penting untuk menentukan kebijakan pemerintah. Karena itu harus diisi dengan tepat, akurat dan akuntabel,” tandas Rachmad kepada peserta.
Rachmad menyebutkan, ada beberapa aspek yang menjadi kebijakan Kementerian Agama terhadap lembaga pendidikan keagamaan. Pertama, perluasan akses lembaga pendidikan agama. Hal ini ditandai dengan meningkatnya partisipasi masyarakat dalam dunia pendidikan keagamaan, yaitu madin, ponpes dan LPQ.
Kedua, peningkatan mutu dan daya saing. “Dan ketiga yaitu tata kelola lembaga melalui manajemen dan regulasi,” kata Rachmad.
Untuk mewujudkan tiga aspek tersebut, lanjut Rachmad, dibutuhkan perencanaan program yang matang. “Perencanaan tersebut mencakup data lembaga yang komplit,” imbuhnya.
Dalam acara ini, diserahkan izin operasional secara simbolis kepada lima lembaga madin dan Ponpes yang ada di Kota Semarang. Penyerahan dilakukan oleh Rachmad didampingi Kasi PD Pontren Kemenag Kota Semarang, Mawardi.
Lima lembaga tersebut yaitu madin Da’watul Haq, madin Al-Bisyri, Ponpes Ibu Hajar, Ponpes Alquran Al-Masthuriyah dan Ponpes Tahfidz Bina Amal.
Mawardi menyebutkan, ada 21 Ponpes dan 7 madrasah diniyah yang mendapatkan izin operasional dari Januari – Oktober 2021. “Penerbitan izin operasional tersebut setelah dilakukan verifikasi dokumen dan lapangan,” kata Mawardi.
Acara Sosialisasi Emis sesi II ini ditujukan bagi ponpes dan madin. Sebanyak 60 peserta terlibat dalam kegiatan ini. Turut hadir dalam acara, Ketua Forum Komunikasi Madrasah Diniyah Takmiliyah (FKDT) Kota Semarang, Muhamad Arib dan Ketua Forum Komunikasi Pondok Pesantren (FKPP) Kota Semarang, Zamroni.– iq