Semarang – GPAI SMP Alhuda menyadari akan peran pentingnya dalam pembentukan pribadi dan karakter peserta didik agar menjadi generasi yang tidak hanya memiliki kecerdasan intelektual, tetapi juga kecerdasan emosianal dan kecerdasan spiritual.
Menurutnya, guru memiliki peranan strategis dalam dunia pendidikan, karena ia mempunyai kemampuan merancang program pembelajaran serta menata dan mengelola kelas agar peserta didik dapat belajar dengan optimal, dan pada akhirnya dapat mencapai tingkat kedewasaan sebagai tujuan akhir dari proses pendidika. Demikian disampaikannya kepada penulis, Rabu (22/2/2023) melalui pesan whatsapp.
“Hasil belajar tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar, karena belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya,” tulisnya.
“Belajar adalah suatu kewajiiban. Berhasil atau tidaknya seorang anak dalam pendidikan tergantung pada proses belajar yang dialami oleh anak tersebut. Adanya proses belajar nantinya akan memberikan gambaran perubahan pada siswa, baik berupa pengetahuan atau tingkah laku yang akan menjadi tolak ukur keberhasilan siswa dalam belajar. Hasil belajar menjadi titik akhir dalam menentukan keberhasilan pendidikan dalam mendidik siswanya dengan kegiatan-kegiatan terencana dan terstandarisasi,” imbuhnya.
Ia mengatakan, ada dua faktor yang mempengaruhi akan keberhasilan pendidikan, yaitu faktor internal yang terdiri dari minat, motovasi,perhatian belajar,dan kesiapan belajar, dan faktor eksternal yang terdiri dari lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat, dan lingkungan keluarga.
“Sebagai upaya pembentukan karakter peserta didik, SMP Alhuda mengemas kegiatan-kegiatan ibadah di sekolah sedemikian rupa, dengan harapan hal ini menjadi pembiasaan pula dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam keluarga maupun hidup di masyarakat,” ujarnya.
“Praktik ibadah yang kami lakukan di sekolah diantaranya, praktik wudhu, doa setelah wudhu, salat duha bersama, salat dzuhur berjamaah, doa mau belajar, murotal dan tahfidz Juz Amma serta bacaan Asmaul Husna,” terangnya.
Ia berharap, pembiasaan tersebut akan mampu membangun karakter peserta didik yang berkahlakul karimah sebagaimana dambaan sekolah dan orang tua. “Kami berharap, dengan pembiasaan ibadah di sekolah, tidak hanya menjadi perilaku rutinitas, tetapi mampu meningkatkan keimanan dan ketakwaan siswa, sehingga menjadi pribadi yang lebih baik dari hari ke hari,” pungkasnya.(GPAI Alhuda/NBA)