Kota Semarang (Humas) – Kepala Kankemenag Kota Semarang, Muhtasit, didampingi Kasi Pendidikan Agama Islam (PAI), Imam Sucahyo, menghadiri rapat koordinasi silaturahmi MGMP PAI SMK Kota Semarang yang digelar di SMK Kartini, Rabu, (30 /10/2024).
Acara tersebut dibuka oleh Kepala SMK Kartini, Muhdor. Dalam laporannya, ia menyampaikan, silaturahmi MGMP PAI SMK dilaksanakan dengan tujuan meningkatkan kerjasama antar Guru Pendidikan Agama Islam (GPAI) SMK se-Kota Semarang. Kepada Muhtasit, Muhdor menerangkan, salah satu kendala yang dihadapi GPAI SMK di Kota Semarang adalah keterbatasan jumlah tenaga pendidik PAI. “Jumlah keseluruhan GPAI SMK ada 121 orang, tetapi realita di lapangan hanya 84 orang yang aktif, karena banyak yang sudah memasuki masa pensiun,” jelasnya.
Ketua MGMP Kota Semarang, Eko Surnaryo mengusulkan, dalam silaturahmi MGMP PAI, adanya pembinaan yang dilakukan setiap semester. “Kami berharap, pembinaan bisa dilakukan rutin berkala, tentunya dengan dukungan anggaran dari Kementerian Agama, agar organisasi ini berjalan dengan baik dan optimal,” ujarnya.
Pada bagian lain, Muhtasit mengapresiasi forum silaturahmi tersebut, karena kegiatan ini merupakan bagian dari upaya untuk mensukseskan program PAI di Kota Semarang. “Usia produktif itu antara 25-45 tahun, artinya kita harus memiliki kegiatan yang bermanfaat untuk sesama manusia lainya, karena sebaik-baik manusia adalah yang memberikan kemanfaatan bagi lainnya,” tuturnya.
Muhtasit tidak memungkiri, dalam melaksanakan tusinya, GPAI SMK pasti memiliki tantangan tersendiri. Ia mengimbau, GPAI memiliki sikap bijak dan patut menjadi teladan baik bagi siswa, maupun teman seprofesi lainnya. “Menjadi guru PAI harus memiliki target dan komitmen kebangsaan yang dimulai dari diri sendiri, mulai dari cara berpakaian yang rapid an sopan,” ungkapnya.
Ia menandaskan, dalam melaksanakan tusinya, GPAI tidak boleh melakukan kekerasan, harus bersabar, karena mendidik tidak mendadak. Menurutnya, tugs guru tidak hanya mentransfer ilmu, tetapi juga membangun kepribadian dan akhlak yang baik.
Muhtasit menambahkan, GPAI selayaknya mengedepankan toleransi dan moderasi beragama.(Nana/Nba)