Kota Semarang (Humas) – Senin (9/12/2024), Muhtasit, Kakankemenag Kota Semarang, selepas apel pagi mengundang Ketua Pokjaluh, Analis Hukum, dan pegawai umum Subbag TU di ruang kerjanya.
Dalam rapat kecil tersebut, Muhtasit mengimbau kolaborasi antara ketiganya dalam melaksanakan program kegiatan sebagaimana anjuran Menteri Agama yang dituangkannya melalui SE Menag nomor 36 tahun 2024 tentang Pedoman HAB ke-79 Kemenag Tahun 2025. “Bapak Menteri Agama mengimbau, dalam rangka memperingati Hari Amal Bhakti (HAB) ke-79 Kemenag, adanya kegiatan Baksos seperti membersihkan tempat ibadah. Untuk itu, kami imbau, Pokjaluh menjadi motor penggerak kegiatan bersih-bersih masjid dan tempat ibadah lainnya, serta tempat umum,” tuturnya.
Rahmat Hidayat selaku Ketua Pokjaluh Kankemenag Kota Semarang mengatakan, bersih-bersih tempat ibadah, halaman kantor, tempat-tempat umum lainnya, sudah menjadi salah satu program Ikatan Penyuluh Agama Islam RI (IPARI) Kota Semarang, sehingga guna menindaklanjuti SE dimaksud, penyuluh lintas agama Kemenag Kota Semarang siap mengkolaborasikan program IPARI dengan Peringatan HAB ke-79 Kemenag Tahun 2025. “Senin, 30 Desember mendatang, IPARI telah merencanakan kegiatan tersebut di beberapa tempat ibadah yang tersebar di beberapa kecamatan di wilayah Kota Semarang, dengan menggandeng beberapa LSM yang konsen terhadap program serupa,” lapor Rahmat kepada Muhtasit.
Muhtasit mengapresiasi wacana yang disampaikan, dan menandaskan agar kegiatan tersebut terdokumentasikan dengan baik dan dipublikasikan melalui media online.
Selain itu, Muhtasit berharap, Penyuluh Agama juga berperan aktif dan lebih gencar dalam mensosialisasikan tentang wawasan kebangsaan, toleransi, dan moderasi beragama, guna peningkatakan Indeks Kota Toleran (IKT) Kota Semarang. “Meskipun Kota Semarang cukup kondusif, tetapi kita sebagai bagian dari warga masyarakat harus turut berkontribusi dalam menjaga dan meningkatkan keharmonisan di Kota Semarang, terutama pasca Pilkada serentak kemarin,” tuturnya.
“Kita harus terus waspada dan lebih peka terhadap aksi-aksi atau gerakan-gerakan di lingkungan sekitar kita yang berpotensi menggerus KUB di Kota Semarang. Kita harus jadi pemain, jangan malah terbawa dalam permainan yang dimainkan oleh oknum-oknum tertentu yang tidak bertanggungjawab,” pesannya.
Secara rutin berkala, Muhtasit mengajak Penyuluh Agama untuk terus menggaungkan komitmen kebangsaan, faham anti kekerasan, anti radikalisme, dan moderasi beragama. “Ajakan ini dilakukan secara masif dan repetisinya terus, baik secara tatap muka langsung maupun medsos. Penyuluh harus eksis, menjadi garda terdepan dalam mensukseskan salah satu program Kemenag yakni, Penguatan Moderasi Beragama,” tandasnya.
Selanjutnya, Muhtasit berharap, Penyuluh juga ikut mensukseskan program lintor bagi catin seperti, Bimwin Cegah Perceraian, Cegah Stunting, Kesehatan Reproduksi, dan beberapa program lainnya. “Kita wacanakan adanya MoU dengan Dinkes, BKKBN, DP3A, BAZNAZ, dan UPZ, semua kita libatkan guna mewujudkan Keluarga Sakinah dan Masalahah,” pungkasnya.(Nba)