Kota Semarang (Humas) – Selasa (30/04/2024), DWP MAN 2 Kota Semarang mengikuti kegiatan Halal Bi Halal dan Seminar Kesehatan dalam Rangka Peringatan Hari Kartini yang diadakan oleh DWP Kemenag RI, melalui zoom meeting dari madrasah setempat.
Dengan mengenakan kebaya nasional, selama kurang lebih 2 jam, Hj. Diah Saptaningrum, Hj. Shofiyana Naila, Hj. Rus Hamidah Yuliarti, Nuri Yuminawati, Aini Mustaghfiroh, Erny Wahyuni, Siti Sondari, Diah Ira Rahmawati, Siti Aliyah Nur, dan Irna Fayakun Mulya Dewi selaku anggota DWP MAN 2 Kota Semarang, mengikuti kegiatan yang diawali dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya, Mars DWP, dan Lagu Ibu Kita Kartini yang dipandu oleh Ibu Ade Komariyah, Pengurus DWP Kemenag RI.
Ketika ayat suci Alquran dibacakan oleh Ibu Alfiyah, kesembilan srikandi DWP MAN 2 Kota Semarang itu, mendengarkan dengan seksama.
Pada bagian selanjutnya, mereka juga memperhatikan laporan Ketua DWP Kemenag RI, Hilda Ainissyifa Ali Ramdhani yang menerangkan, acara yang digelar hari ini merupakan penutup dari rangkaian kegiatan Festival Ramadan 1445 H/2024 M.
Nampak tertegun dan mengiyakan, mereka terlihat mengangguk-angguk manakala Penasihat DWP Kemenag RI, Eny Retno Yaqut Cholil Qoumas menyampaikan, diperlukan perempuan yang sehat, baik jiwa maupun raga, guna mendukung kondusivitas keluarga, terlebih ketika Eny menuturkan, kesehatan perempuan perlu diupayakan, salah satunya dengan mencintai diri sendiri untuk menyelesaikan tugas-tugas harian.
Pada kesempatan itu, mereka juga menyaksikan Eny didampingi Wakil Penasihat dan Ketua DWP Kemenag RI, menyerahkan cindera mata kepada Baznas selaku pendukung utama kegiatan Festival Ramadan.
Puncak acara, mereka menyimak pengayaan materi yang mengusung tema Women Health & Well Being of Women, yang disampaikan dengan apik oleh dr. Elvine Gunawan, Sp.KJ, founder and lead psychiater at Mental Hub Indonesia.
Dalam paparannya, dr. Elvine mengatakan, faktor risiko terganggunya kesehatan mental/jiwa perempuan lebih tinggi dibandingkan kaum laki-laki. “Terkadang, setelah menikah, seorang wanita lebih fokus memikirkan suami dan anaknya, dia lupa dengan kebutuhan dirinya,” tuturnya.
Ia menambahkan, dinamika keluarga juga berpotensi menimbulkan ganguan kesehatan pada perempuan. Oleh karenanya, lingkungan terdekat seperti suami, anak, mertua, dan saudara ipar, juga harus mendukung terwujudnya kesehatan mental perempuan.
dr. Elvine menandaskan, pentingnya komunikasi antar anggota keluarga guna meminimalisir gangguan kesehatan mental perempuan. “Komunikasi dengan pasangan, libatkan anak-anak dalam setiap aktivitas kita, sehingga memperkuat hubungan antara orang tua dan anak,” ujarnya.
Di akhir paparannya, ia berpesan, dalam parenting, membangun atau menciptakan kualitas hubungan dalam keluarga lebih penting ketimbang kuantitas. “Jadikan minimnya waktu yang kita miliki dengan keluarga karena kesibukan kita, menjadi sesuatu yang berkualitas. Tidak hanya fisik kita saja yang ada, tapi keberadaan kita di hati merekalah lah yang lebih dibutuhkan oleh suami dan anak-anak kita,” pungkasnya.(Muta’alimah/Nba)