Kota Semarang (Humas) – Sriyati selaku Pengurus Bidang Pendidikan, Sriwahyuningsih selaku Pengurus Bidang Ekonomi, dan Syafi’atun selaku Pengurus Bidang Sosbud, mewakili DWP Kemenag Kota Semarang, mengikuti Lomba Puisi Berantai yang diselenggarakan oleh DWP Kota Semarang di Halaman Dinas Arpus Kota Semarang, Kamis (20/02/2024).
Dalam kesempatan itu, Tim Pujangga DWP Kemenag Kota Semarang memperoleh undian tampil ke-40, dari 44 peserta yang telah terdaftar dari seluruh Unsur Pelaksana DWP se-Kota Semarang.
Pada Lomba Puisi Berantai tersebut, setiap regu terdiri dari tiga orang yang membawakan puisi secara berantai, dengan durasi waktu 3-5 menit. Sesuai Juknis, puisi yang dibacanya bertemakan Kasih Sayang, dan harus originalitas karya masing-masing peserta, serta belum pernah dipublikasikan. Dikatakan oleh panitia, jika karya-karya puisi yang dibawakan oleh peserta, nantinya menjadi hak milik penyelenggara.
Ke-44 peserta tampil apik dan penuh percaya diri. “Penampilan peserta unik-unik. Ada yang tampil dengan musikalisasi puisi, ada yang hanya dengan iringan musik baik live maupun menggunakan rekaman mp3 atau mp4, ada pula yang tampil tanpa keduanya, tetapi menggunakan properti seperti wakul, centong nasi, bola, keranjang, dan beberapa lainnya, guna mendukung isi cerita dari puisi yang dibawakannya,” tutur Siti Rahma, Bendahara DWP Kemenag Kota Semarang, yang turut hadir menyaksikan kompetisi.
Penampilan dari Tim DWP Kemenag Kota Semarang pun mendapat apresiasi dari para penonton. “Bu Sriyati, Bu Sri, dan Bu Sofi, tampil bagus, percaya diri, ekspresif, artikulasinya bagus, pembagian part masing-masing juga pas, bahkan cara pengambilan suaranya sangat tepat, kadang dengan nada tinggi, kadang rendah, menyesuaikan ekspresi dari syair yang dibacanya,” ujar Tri Ginarni selaku anggota DWP Kemenag Kota Semarang yang datang untuk memberikan dukungan kepada timnya.
Para pendukung dari DWP Kemenag Kota Semarang yang hadir dalam kegiatan itu berharap, organisaainya bisa meraih kejuaraan. “Semoga menang ya, karena kalau seni itu sesuatu yang abstrak untuk dinilai, tetapi setidaknya Dewan Juri telah menentukan standarisasi, sehingga bisa mempersempit kriteria penilaian. Originalitas puisi memperoleh nilai 30%, kreativitas dan performance 40%, sedangkan tata bahasa, struktur puisi, rima, bahasa kiasan yang dipergunakan, dan lain-lain mempunyai bobot penilaian 30%. Tim kita sudah memberikan penampilan yang terbaik, berdoa saja kali ini memperoleh keberuntungan,” harap Reni Nofiastuti selaku Sekretaris III DWP Kemenag Kota Semarang, yang diamini oleh Tina Mariana dan Andin Kartika Sari selaku anggota DWP Kemenag Kota Semarang, yang duduk di sebelahnya.
Sebelum diumumkan hasi kejuaraan Lomba Puisi Berantai, Siti Fatimah mewakili Dewan Juri mengatakan, seluruh peserta tampil apik, semuanya adalah pemenang, namun demikian harus dipilih yang terbaik dari yang baik. “Semuanya bagi kami adalah pemenang, karena para wanita-wanita hebat yang tergabung dalam organisasi Dharma Wanita Persatuan telah berani berkarya dan mengekspresikan diri melalui puisi. Terima kasih telah menjaga salah satu karya sastra fiksi,” katanya.
Detik-detik menegangkan semakin terasa, ketika Lies Iswar Aminuddin selaku Ketua DWP Kota Semarang naik ke atas panggung untuk membacakan juara lomba dari Harapan 3 hingga Juara 1.
Meskipun belum berhasil meraih kejuaraan, semuanya senang bisa ikut berpartisipasi dan memeriahkan kegiatan yang diinisiasi oleh DWP Kota Semarang. “Menambah pengalaman. Tetap semangat,” ucap Cholidah Hanum selaku Sekretaris I DWP Kemenag Kota Semarang, yang memberikan dukungan dari kejauhan.
Begitu pula, Sri Astutik Nurul Hidayah Ahmad Farid selaku Ketua DWP Kota Semarang yang berhalangan hadir menyaksikan pertandingan secara langsung, juga menyampaikan apresiasi kepada ketiga peserta yang sudah berani tampil mewakili organisasinya. “Tidak apa-apa Ibu-Ibu, semuanya sudah memberikan yang terbaik, hanya saja belum memperoleh keberuntungan. Tetap semangat, semoga pada kesempatan yang lain, bisa lebih berjaya,” tulisnya melalui WA group.(Reni/Rahma/Nba)