Kota Semarang (Humas) – Sengaja, Ketua DWP Kemenag Kota Semarang didampingi perwakilan pengurus, mendatangi korban banjir yang berada di Posko Pengungsian MA Al Irsyad Kec. Gajah Kab. Demak, Kamis (15/02/2024).
Kedatangan Sri Astutik Nurul Hidayah Ahmad Farid selaku Ketua DWP Kemenag Kota Semarang dalam rangka memberikan bantuan logistik dan juga penghiburan bagi para korban banjir.
Mengenakan seragam batik merah DWP, ia bersama jajarannya mendatangi satu per satu korban banjir yang ada di pos pengungsian tersebut.
Air matanya pun nampak menetes, ketika Sri Astutik mendapati seorang wanita yang sedang dalam keadaan hamil 7 bulan berada di tempat pengungsian. “Semoga Allah memberikan kekuatan kepada ibu dan bayinya. Betapa sedih, dalam keadaan mengandung, sudah semakin berat, harus pula dihadapkan dengan kondisi yang tak seperti diharapkannya. Namun saya salut, ia nampak tegar dan ikhlas menerima kenyataan akan bencana alam yang dideritanya. Tak sepatah kata pun ia mengungkapkan keluh kesahnya. Ibu itu hanya mohon didoakan, agar dia dan bayinya dalam keadaan sehat dan kuat,” ujarnya.
Hal serupa juga diungkapkan Nanik Zulfa, Pengurus Bidang Ekonomi, yang menyempatkan diri bercengkrama dengan seorang pengungsi yang telah memasuki lanjut usia. “Meskipun terpaksa diungsikan bersama keluarga besarnya, tetapi sang ibu tetap mengungkapkan rasa syukur, karena mendapatkan tempat berteduh untuk sementara waktu. Tak hanya itu, Beliau juga mengatakan, di Posko Pengungsian MA Al Irsyad, mereka mendapatkan siraman rohani, sehingga mampu memberikan kekuatan batiniah untuk ikhlas dan sabar dalam menerima ujian tersebut,” terangnya.
Diinformasikan oleh Amma Khabibah selaku Kepala MA Al Irsyad, jika ada sekitar 700 pengungsi yang saat ini berada di madrasahnya.
“Banyak kebutuhan yang diperlukan oleh para korban, dari mulai makanan, minuman, obat-obatan, pakaian, sabun, dan kebutuhan sehari-hari lainnya. Alhamdulillah bantuan berdatangan. Namun demikian, uluran tangan para donatur sangat kami harapkan, karena kita tidak pernah tahu, sampai kapan air akan surut dan mereka berada disini,” ungkap Amma.
Guna menghibur para korban, Kristiyani Ambarwati dan Sriwahyuningsih selaku Pengurus lainnya, mengajak para pengungsi untuk berkelakar. Dengan seksama, mereka mendengarkan cerita peristiwa datangnya banjir di dusun mereka dari para korban. “Mboten sempet mendet nopo-nopo, nggih namung awak-awak serasan, langsung mlajar dateng tempat pengungsian. Waunipun panggenanipun mboten wonten mriki. Posko pertama ugi kebanjiran, lajeng dipunpindah dateng MA Al Irsyad,” terang salah satu korban banjir.
“Bibar jumatan, toyo niku dugine ujug-ujug, banter kados disokke. Lajeng wonten suwanten pengumuman, lajeng sami mlajar sedanten. Alhamdulillah diparingi slamet,” imbuh lainnya.
Kepiluan turut dirasakan oleh Eko Saraswati selaku Pengurus Bidang Sosbud dan Siti Rahmah selaku Bendahara DWP Kemenag Kota Semarang, ketika melihat seorang anak yang turut dalam pengungsian. “Ia terduduk di pojokan dengan pandangan kosong, seolah-olah sedang bertanya, kapan bisa pulang ke rumahnya, dan bisa kembali bermain ceria dengan teman-temannya. Ketika kami dekati, dia terlihat menjauh, sepertinya butuh waktu untuk menyendiri. Dampak psikologis inilah yang perlu mendapat perhatian pula dari para relawan, agar para korban banjir tidak mengalami stres atau trauma yang berkepanjangan. Alhamdulillah menurut keterangan korban lainnya, disini mereka diberikan bimbingan rohani pula. Semoga bisa meminimalisir Acute Stress Disorder,” kata Wati yang diamini oleh Rahma.
Di bagian lain, nampak pula Kakankemenag Kota Semarang bersama perwakilan ASN Kemenag Kota Semarang yang turut berkunjung ke Pos Pengungsian MA Al Irsyad pun melakukan hal yang sama.(Nba)