Semarang – Bulan Ramadhan banyak dimanfaatkan oleh madrasah untuk melakukan berbagai aktivitas untuk membimbing siswa-siswi dalam menanamkan nilai-nilai agama, moral dan ahlakul Karimah.
Begitu pun dengan MI Al Hikmah Genuk Semarang, yang memberikan kajian kitab kuning “Akhlak Lilbanin” kepada para siswa sebelum jam belajar mengajar dimulai.
Kitab karangan Syaikh Umar bin Ahmad Baradja itu berisi tentang pendidikan akhlak, adab dan etika yang mengajarkan kejujuran, ketaatan, dan sopan santun.
Nafisatun Nuri guru MI Al Hikmah yang merupakan alumni Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambak Beras Jombang, pada Rabu (15/4) menjelaskan dengan detail isi dari kitab tersebut kepada peserta didik di pelataran madrasah.
Ia menyampaikan penjelasan dengan bahasa yang menarik dan mudah dipahami oleh anak-anak, dengan harapan apa yang disampaikannya itu bisa diterapkan langsung oleh mereka dalam kehidupan sehari-hari.
“Kajian Kitab Kuning Akhlak Lilbanin ini kami adakan dalam rangka untuk memberikan pendidikan karakter kepada siswa-siswa, agar didalam diri siswa-siswi tersebut terbentuk karakter sejak dini, yaitu memiliki sifat sopan santun, dan berakhlak karimah,” kata Maslahah Kepala MI Al Hikmah Genuk.
Lebih lanjut Maslahah menyampaikan keprihatinannya akan degradasi moral peserta didik.
“Terlebih di zaman seperti sekarang ini, banyak orang pintar dan cerdas akan tetapi sedikit sekali yang memiliki akhlak karimah, hal itu terjadi karena tidak adanya perhatian yang lebih terhadap pendidikan akhlak, apalagi jika tidak didukung dengan lingkungan yang baik, maka akan lebih parah lagi, oleh karena itu kami membekali siswa-siswi tentang pembelajaran akhlak. Semoga terbentuk kebiasaan bagi anak-anak untuk hidup dengan jujur, patuh, taat dan memiliki akhlak karimah. Aamiin,” ujarnya.
Tsabatana Milatun Nafisah salah satu siswa yang mengikuti kegiatan tersebut mengatakan senang mengikuti kajian Kitab Kuning yang diadakan rutin oleh madrasah selama Ramadhan.
“Saya senang sekali diajarkan kitab Akhlak Lilbanin, karena ustadzah yang menyampaikan orangnya baik, santun, ramah, menyenangkan, sehingga kami seakan-akan belajar di pondok pesantren,” katanya.(SAW/NBA)