Semarang – Secara aklamasi, Amhal Kaefahmi ditetapkan sebagai ketua sidang pleno pada gelaran Rapat anggota tahunan (RAT) Tahun Buku 2021 KPRI Tulus Karya Kemenag Kota Semarang. RAT digelar di Plaza Hotel Semarang, Kamis (31/3).
Amhal Kaefahmi yang juga pengawas madrasah Kemenag setempat, terpilih secara bulat dari peserta rapat. Dia didapuk untuk memimpin sidang pleno I – IV terkait dengan pengesahan tata tertib, laporan pertanggungjawaban pengurus dan pengawas, Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja serta Program Kerja, dan pembahasan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) KPRI Tulus Karya Perubahan.
Suasana rapat yang semula nampak tegang dan serius selama pembukaan berlangsung, berubah menjadi cair dan santai. Dengan gayanya yang khas, Amhal Kaefahmi melontarkan joke-joke menghibur dan mengundang tepuk tangan dari peserta rapat.
“Burung Gelatik makan ketumbar. Ibu-ibu yang cantik, apa khabar?” demikian sapa Amhal, saat mengawali sidang yang langsung disambut senyum dari para peserta perempuan. Sapaan Amhal kepada ibu-ibu tadi langsung diprotes peserta laki-laki, “Yang untuk bapak-bapak mana…?.”
RAT dibuka Kasubbag TU Kemenag Kota Semarang, Rachmad Pamudji, diikuti 307 peserta. Hadir memberikan pembinaan dan arahan, Kakankemenag, Mukhlis Abdillah, Kabid Pemberdayaan Koperasi Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kota Semarang, Sutanto, dan didampingi pembina koperasi Kecamatan Ngaliyan, Vanfare.
Rapat anggota tahunan Tahun Buku 2021 dan pemilihan pengurus dan pengawas periode 2022 – 2024 KPRI Tulus Karya ini mengusung tema, “Meningkatkan Profesionalisme, Akuntabilitas Kinerja, dan peran Serta Anggota untuk Kesejahteraan Bersama.”
Dalam sambutannya, ketua KPRI Tulus Karya, Darun Kasanah menjelaskan, RAT yang dilaksanakan ini merupakan RAT terakhir masa periode kepemimpinannya, yakni 2019 – 2021. Banyak suka dan duka dalam mengelola koperasi, terutama ketika merumuskan sisa hasil usaha (SHU) yang dibagikan ke anggota.
“Jangan hanya menuntut SHU banyak. Peran serta anggota sangat penting untuk ikut belanja di koperasi,” ungkapnya.
Kasubag TU, Rachmad Pamudji dalam pembukaannya mengatakan, RAT merupakan forum tertinggi untuk menggunakan hak bicara terkait pertanggungjawaban pengurus, termasuk memberikan saran dan pendapat untuk kemajuan koperasi. Agar koperasi menjadi baik, maka harus sehat administrasi, pengurus yang jujur, dan anggota yang tertib dan aktif.
“Saya yakin, pengurus dan pengawas telah kerja keras dan telah mencari solusi terbaik agar koperasi kita berkembang,” tutur Pamudji.
Menurutnya, keberhasilan dan kemajuan sebuah koperasi ditentukan oleh semua anggota, tak hanya pengurus. Laporan yang dibuat pengurus menunjukkan ada kemajuan dan kenaikan baik modal maupun likuiditas. Namun di sisi lain Sisa Hasil Usaha (SHU) tercatat terjadi penurunan.
Sementara itu, Kakankemenag Mukhlis Abdillah dalam sambutan pembinaan dan pengarahan menegaskan, koperasi merupakan budaya Indonesia dengan ciri khas lokal, yakni dari, oleh, dan untuk anggota. Koperasi dengan sistem kekeluargaan bukan bentuk nepotisme, namun dalam membuat dan menyusun koperasi dimaksudkan untuk kesejahteraan anggota.
Selain itu, tambah Kakankemenag, pengurus yang diberi kepercayaan, tak hanya statis, tetapi ada pengembangan secara optimal dengan lompatan pengembangan usaha. Misalnya, membeli di mini market koperasi dengan inovasi layanan antar barang.(Amhal Kaefahmi/NBA)