Direktur Pelayanan Haji Luar Negeri Kemenag RI Sri Ilham Lubis memastikan bahwa 90% jamaah haji Indonesia akan dilayani dengan bus salawat selama berada di Makkah. Layanan bus salawat ini disiapkan untuk mengantarkan jamaah haji dari pemondokan saat akan melaksanakan ibadah di Masjidil Haram.
“Tahun ini, 90% atau 141.620 jamaah haji Indonesia akan dilayani angkutan salawat,” demikian penegasan Sri Ilham Lubis saat memberikan terkait Kebijakan Teknis Pelayanan Haji Luar Negari pada Pembekalan Petugas Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi tahun 2016 di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta, Rabu (15/06) malam.
Menurut Sri Ilham, aturan Pemerintah Arab Saudi sebagaimana tercantum dalam Taklimatul Hajj sebenarnya mengatur kewajiban setiap negara pengirim jamaah haji untuk menyedikan angkutan salawat untuk pemondokan yang berjalak lebih dari atau sama dengan 2 km dari Masjidil Haram. Berbeda dengan aturan itu, Kemenag menetapkan jarak minimal 1.5 km.
“Dalam rangka meningkatkan layanan jamaah, kita turunkan pada radius 1,5 km dari Masjidil Haram sudah diberikan layanan angkutan salawat,” tegas Sri Ilham. Konsekuensi dari penurunan jarak ini adalah jamaah haji Indonesia yang akan dilayani bus salawat menjadi semakin banyak dibanding tahun-tahun sebelumnya, yakni mencapai 141.620 jamaah.
Menurutnya, ada 314 armada bus salawat (Saptco dan Rawahel) yang akan beroperasi secara 24 jam dengan sistem shuttle (memutar) untuk mengantar jamaah haji Indonesia dari pemondokan ke Masjidil Haram. Sejumlah armada itu akan memberikan layanan di 6 wilayah dengan 10 rute, 39 Halte, 1 terminal transit, dan 3 teminal akhir.
Sepuluh rute angkutan salawat tersebut adalah: 1) Aziziah Janubiah – Mahbas Jin; 2) Aziziah Syimaliah I – Mahbas Jin; 3) Aziziah Syimaliah II – Mahbas Jin; 4) Mahbas Jin – Bab Ali; 5. Syisyah Raudhah – Syib Amir; 6) Syisyah I – Syib Amir; 7) Syisyah II – Syib Amir; 8) Raudhah – Syib Amir; 9) Biban/Jarwal – Rea Bakhas/Jiad; dan 10) Misfalah/Nakkasah – Rea Bakhas/Jiad.
“Jamaah akan mendapatkan kartu rute yang tinggal dicocokkan dengan stiker yang tertempel di bus sehingga akan memudahkan,” papar Sri Ilham.
“Bus akan selalu keliling. Jamaah tidak perlu berdesak-desakan karena bus akan terus beroperasi,” tambahnya.
Keberadaan bus salawat akan memudahkan aktivitas ibadah jamaah haji Indonesia. Jamaah tidak perlu berjalan jauh dan juga tidak kepanasan saat akan ke Masjidil Haram, apalagi penyelenggaraan haji tahun ini diperkirakan bertepatan dengan musim panas. (mkd/mkd)