Kota Semarang (Humas) – Ibadah haji merupakan rukun Islam yang kelima, dan diwajibkan bagi yang mampu, baik secara finansial maupun kesehatan lahir dan batin. Sebagai salah satu rukun Islam, maka diharapkan seorang muslim dalam melaksanakan ibadah haji dengan sebaik-baiknya sesuai dengan rukun, wajib, dan sunahnya. Disinilah pentingnya kegiatan manasik haji dilakukan. Demikian dikatakan Didik Teguh Prihanto, Kepala SMPN 14 Semarang ketika memberikan sambutan di Kompleks MAJT, Senin (9/12/2024).
“Kegiatan bimbingan manasik haji bertujuan agar siswa memahami tata cara pelaksanaan ibadah haji dan mengimplementasikan pembelajaran praktik ibadah yang menjadi salah satu materi mata pelajaran Agama Islam dalam konteks yang benar-benar menyerupai dengan pelaksanaan yang sesungguhnya di Tanah Suci, sehingga harapannya bisa menjadi bekal bagi mereka pada saatnya nanti mereka memiliki kesempatan untuk melaksanakan ibadah haji dan atau umrah,” tutur Didik.
Menurutnya, MAJT menjadi tempat yang tepat sebagai pelaksanaan manasik haji karena terdapat miniatur ka’bah, tempat wukuf di Arafah, tempat sa’i dari bukit Shafa dan Marwah, bahkan jamarat untuk melontar jumrah. “Untuk memberikan gambaran yang hampir serupa dengan kondisi Masjidil Haram, Masjid Nabawi, Arofah, Muzdalifah, dan Mina, kami pilih Masjid Agung Jawa Tengah sebagai tempat pelaksanaan kegiatan manasik haji,” terang Didik.
“Harapannya, manasik haji ini akan benar-benar memberikan pengalaman yang real, kontekstual, dan berkesan bagi siswa-siswi SMP Negeri 14 Semarang,” lanjutnya.
Kegiatan manasik haji rutin dilakukan setiap tahun oleh SMPN 14 Semarang bekerjasama dengan paguyuban wali murid. “Kegiatan ini akan sangat bermanfaat bagi pemahaman anak-anak baik secara teori maupun praktik, sehingga suatu saat mereka melaksanakan ibadah haji maupun umrah yang sesungguhnya, mereka bisa mendapatkan haji yang mabrur ataupun umrah yang maqbul,” ujar Siti Khodijatus Sholihah, GPAI setempat.
“Ibadah haji ataupun umrah itu kan bukan sekedar melaksanakan seluruh rangkaian rukun, wajib, dan sunah saja, akan tetapi bagaimana seorang muslim itu mampu menerapkan tetap berakhlakul karimah kepada orang lain di tengah ia mendapati berbagai kesempitan dan kesulitan dalam beribadah. Dan itu dapat mereka pelajari dalam manasik ini yang notabenenya merupakan simulasi dari ibadah haji yang sesungguhnya,” tambahnya.
Ketua Panitia kegiatan, Nurwachid mengungkapkan, kegiatan manasik haji tahun 2024 ini diikuti oleh 284 siswa, 14 pendamping, dan 4 mutawwif dari MAJT yang sudah tersertifikasi sebagai pembimbing ibadah haji/umrah.
“Siswa dikelompokkan menjadi 4 yaitu, Kelompok Abu Bakar Ash-Shiddiq, Umar bin Khattab, Khadijah Al-Kubra, dan Fathimah Az-Zahra. Harapannya, mereka bisa melaksanakan manasik haji ini dengan baik, benar, tertib dan terarah, dibimbing oleh mutawwifnya masing-masing dengan pengawasan dan pendampingan dari Bapak dan Ibu guru yang tergabung dalam kepanitiaan,” paparnya.
“Meski ini hanya manasik, kami berharap kegiatan ini bisa membekas dan menjadi pengalaman yang tak terlupakan bagi anak-anak. Lebih dari itu, kami ingin ada perubahan sikap dan penumbuhan semangat dari siswa dalam mempelajari dan mengamalkan ajaran agama Islam,” imbuh Abdul Haris dan Astrid Imawan Eko Prakoso selaku Pembantu Pimpinan Bidang Kesiswaan yang turut serta dalam kegiatan itu.
Secara terpisah, pengawas PAI Kankemenag Kota Semarang, H.M Faojin memberikan apresiasi dan berharap kegiatan bisa dilaksanakan secara rutiin berkala.(SitiKhodijtusSholihah/Nba)