Semarang – Sedikitnya 30 eks narapidana terorisme (napiter) mengikuti kegiatan Pelatihan Moderasi Beragama Berbasis Teknologi Informasi (27-28 nov) di Hotel C3 Ungaran Jawa Tengah.
Kegiatan ini digelar oleh Yayasan Persadani bekerjasama dengan Penyuluh Agama Islam Kementerian Agama Kota Semarang, serta Rumah Moderasi Beragama (RMB) UIN Walisongo Semarang.
Yayasan Persadani adalah wadah pembinaan bagi mantan narapidana kasus terorisme. Yayasan ini merupakan binaan salah satu Penyuluh Agama Islam Kota semarang, Syarif Hidayatullah. Adapun 30 eks napiter tersebut berasal dari sejumlah daerah seperti Semarang, Solo, Karanganyar, Salatiga, Banyumas, Brebes, Tegal dan DIY.
Syarif menjelaskan, giat ini bertujuan memperjelas persepsi tentang moderasi beragama yang selama ini dipandang negatif oleh eks napiter.
“Selama ini kami menyangka pemahaman moderasi beragama itu dapat mendangkalkan akidah. Namun ternyata justru membuat kami semakin luas dalam memahami agama dalam perspektif yang beragam,” tutur Machmudi Hariono alias Yusuf selaku Ketua Persadani / eks napiter. Yusuf ini sempat divonis 8 tahun Kasus penyimpanan 1 ton handak di Semarang pada tahun 2003.
Kegiatan yang dibuka oleh Syarif Hidayatullah ini didanai dari Bina Paham Keagamaan Islam pada Ditjen Bimas Islam Kementerian Agama RI.
Dialog dipandu oleh Rumah Moderasi Beragama (RMB) UIN Walisongo. Tim RMB terdiri atas Musahadi, Imam Yahya, Najahan Musyafak dan Usfiyati. Dialog diadakan dengan menggunakan metode umpan balik. Yaitu materi digali dari para peserta sendiri setelah menuliskan sejumlah respon pada lembar pertanyaan yang dibagikan oleh fasilitator. – syarif/iq