Kota Semarang (Humas) – Kamis (21/03/2024), Tantowi Jauhari selaku Kasi PD. Pontren Kemenag Kota Semarang, mengajak jamaah shalat dhuhur Musala Al Ikhlas Kantor Kementerian Agama Kota Semarang, untuk menjadikan masjid bukan sekedar pusat ibadah, tetapi sebagai tempat mempererat kerukunan dan mengharmoniskan kemajemukan.
“Masjid itu tidak hanya sebuah bangunan fisik yang dipergunakan untuk salat. Ada banyak fungsi masjid diantaranya, pusat pendidikan agama, pengembangan budaya islami, literasi agama, berbagi, dan juga menyambung silaturahmi,” tutur Tantowi.
Oleh karenanya, supaya keharmonisan bisa terwujud, masing-masing jamaah harus bisa mengedepankan sikap saling menghormati dan menghargai. “Dalam satu masjid atau musala, pasti ada perbedaan, baik itu keyakinan, maupun pendapat. Perbedaan jangan dibesar-besarkan, tetapi mari saling menghargai. Jadikan masjid sebagai pemersatu umat muslim,” tandasnya.
Pada bagian selanjutnya, Tantowi mencontohkan kerukunan yang dibangunnya di masjid yang ada di wilayah domisilinya. “Ada banyak faham di masjid saya, kami duduk bersama, saling bertukar pikiran, bagaimana membuat format yang terbaik, karena sebenarnya tujuannya adalah sama, yakni memakmurkan masjid. Alhamdulillah melalui pendekatan khusus, kami bisa memakmurkan masjid secara bersama-sama, karena pada hakikatnya masjid ini milik bersama,” ujarnya.
Selain itu, Tantowi mengemukakan, di wilayah tempat tinggalnya juga terdapat kemajemukan pemeluk agama, tetapi bisa harmonis, sehingga kelurahannya dinobatkan sebagai Kelurahan Sadar Kerukunan di tahun 2019. “Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, bahkan Konghuchu, semuanya ada di Kelurahan Sadeng. Alhamdulillah tidak ada konflik agama yang terjadi. Di salah satu RT yang ada di tempat kami, terdapat masjid dan gereja yang letaknya berdekatan, tetapi hal itu tidak menjadi penghambat bagi kami dalam mewujudkan kerukunan. Kami semua menyadari, bahwa kedamaian bisa tercipta, jika kita bisa saling tepo seliro. Prinsip itu kami pegang betul,” ungkapnya.
Ia berharap, hal serupa bisa dilaksanakan pada masjid dan musala lainnya, bahkan dalam tingkat kehidupan bermasyarakat yang lebih luas.(Nba)