Semarang – Minggu (27/8/2023), Pembina dan Ketua DWP Kankemenag Kab/Kota se-Jateng bersama Ketua DWP Kanwil Kemenag Prov. Jateng, mengunjungi Candi Sukuh yang berada di lereng hutan pinus, tepatnya di kaki Gunung Lawu, Desa Berjo, Kec. Ngargoyoso, Kab. Karangayar.
Kegiatan ini dilaksanakan selepas Raker DWP Kanwil Kemenag Prov. Jateng yang diselenggarakan di Agro Wisata Manahan Kab. Karanyar, Sabtu (26/8/2023).
Menurut Sri Astutik Nurul Hidayah Ahmad Farid selaku Ketua DWP Kankemenag Kota Semarang, kunjungan ke Candi Sukuh tidak hanya sekedar wisata, tetapi juga untuk belajar sejarah.
“DWP adalah kaum wanita yang memiliki peran ganda sebagai istri dan juga seorang ibu. Sebagai ibu, tentu DWP diharapkan menjadi seorang ibu yang cerdas, karena al ummu madrasatul ula, iza adadtaha adadta syaban thayyibal araq, atau ibu merupakan madrasah pertama bagi putra-putrinya. Jika dipersiapkan dengan baik, maka sama halnya mempersiapkan bangsa yang baik pokok pangkalnya,” tuturnya kepada pewawancara di sela-sela aktivitasnya.
“Oleh karenanya, ibu harus cerdas baik ukhrawi maupun duniawi. Selain berwisata, dengan mengunjungi Candi Sukuh, kami juga belajar peninggalan prasejarah, mengenal lebih dekat Candi Sukuh, yang nantinya akan kami sampaikan kepada putra-putri kami,” imbuhnya.
Sri Astutik menuturkan, banyak peninggalan candi yang tersebar di wilayah Indonesia, meskipun tidak sebesar Candi Borobudur dan Candi Prambanan yang termasyhur. Menurutnya, keberadaan candi-candi di berbagai daerah menunjukkan betapa kayanya Indonesia di masa lalu, termasuk Candi Sukuh. “Candi Sukuh memiliki fakta menarik. Candi ini termasuk dalam kompleks candi Hindu di Karanganyar. Dia berada di ketinggian kurang lebih seribuan meter, sehingga sangat sejuk,” terangnya.
“Meskipun bentuk Candi Sukuh sangat sederhana seperti bangunan budaya Maya di Meksiko atau peninggalan budaya Inca di Peru, justru hal ini menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang berkunjung ke Karanganyar,” sambungnya.
“Menurut keterangan tour guide, Candi Sukuh ditemukan pada tahun 1815. Jadi candi ini sudah berumur sangat tua,” ungkapnya.
Ia berharap, informasi yang ia sampaikan dapat menambah wawasan masyarakat, ujarnya di akhir wawancara dengan penulis.(NBA)