Kota Semarang (Humas) – Ahmad Farid, Kakankemenag Kota Semarang, menyampaikan materi Moderasi Beragama kepada peserta Pelatihan Teknik Manajemen Pondok Pesantren (Ponpes) di wilayah Kerja Kantor Kementerian Agama Kota Semarang, yang diselenggarakan oleh Balai Diklat Keagamaan Semarang di Ponpes Askhabul Kahfi, Sabtu (30/03/2024).
Ahmad Farid mengatakan kepada peserta kegiatan, yakni 30 santri perwakilan Pondok Pesantren di Kota Semarang, bahwa santri merupakan bagian dari sejarah kemerdekaan Indonesia. “Perjuangan kemerdekaan Indonesia, tak lepas dari peran santri. Oleh karenanya, sebagai bentuk penghargaan negara kepada santri, diperingatilah 22 Oktober sebagai Hari Santri Nasional,” tuturnya.
Ia menandaskan, santri memiliki peran penting tidak hanya saat perjuangan kemerdekaan tetapi juga dalam mengisi pembangunan. “Santri adalah calon generasi penerus bangsa yang telah ditempa dengan ilmu agama sedemikian rupa, untuk dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari yang memberikan kemanfaatan bagi umat, apakah profesinya sebagai pemuka agama, politikus, pedagang atau pengusaha, akademisi, maupun profesi-profesi mulia lainnya,” ungkapnya.
Farid berujar, untuk bisa meraih tujuan pembangunan, diperlukan kondisi negara yang kondusif, damai, dan tenteram. “Pembangunan bisa berjalan dengan baik, jika negeri kita ini aman, damai, harmonis, rukun. Indonesia adalah negara yang lahir dengan multi etnis, multi agama, dan multi budaya. Untuk itu, jangan jadikan perbedaan sesuatu yang dibesar-besarkan, tetapi harus disikapi sebagai anugerah,” ujarnya.
Melalui santri, ia berharap, bisa menjadi teladan dan penggerak moderasi beragama guna terwujudnya kerukunan dan kedamaian. “Sebagai santri, mari jadikan diri kita sebagai teladan masyarakat, orang-orang di sekitar kita, untuk bisa menghargai perbedaan dan menghormati orang lain yang memiliki keyakinan tidak sama atau berbeda dengan kita,” pesannya.
“Jika pada zaman perjuangan saja santri bisa bersatu dengan berbagai tokoh agama lain, bekerjasama, bahu-membahu, tolong-menolong untuk mewujudkan kemerdekaan Indonesia, maka saat ini tugas kita adalah bersatu padu dengan pemeluk agama lain untuk mengisi pembangunan bangsa,” sambungnya.
Di akhir materinya, Farid mengimbau, moderasi beragama terus menggaung di pesantren.
Pada kesempatan itu, Farid didapuk pula untuk menutup kegiatan pelatihan.(Yusuf/Nba)