Kota Semarang (Humas) – Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kota Semarang menggelar acara Sosialisasi Gerakan Cinta Infak di aula Kemenag setempat, Senin (13/10/2025).
Acara ini dihadiri oleh dua penyuluh dan kepala Kantor Urusan Agama (KUA) dari masing-masing kecamatan se-Kota Semarang.
Dalam sambutannya, Kepala Kemenag Kota Semarang, Muhtasit menekankan pentingnya infak sebagai sarana pembersihan hati dari penyakit keserakahan. “Manusia pada dasarnya mencintai harta. Dengan infak, kita belajar melepaskan sebagian dari apa yang dicintai demi kebaikan,” ujarnya.
Menurut Muhtasit, infak bukan sekadar kewajiban sosial, tetapi latihan spiritual untuk menundukkan ego dan menumbuhkan sifat dermawan. “Ketika seseorang rutin berinfak, hatinya menjadi lebih tenang karena terbiasa memberi, bukan hanya menerima,” tambahnya.
Sebagai upaya konkret, Kemenag Kota Semarang kini telah menyediakan QRIS Baznas di setiap KUA. Harapannya, calon pengantin yang melakukan ijab atau akad nikah dapat berinfak secara digital melalui fasilitas tersebut.
Acara juga menghadirkan Ketua Baznas Kota Semarang, Arnaz Agung Andrarasmara, sebagai narasumber berikutnya. Ia mengungkapkan bahwa dalam beberapa waktu terakhir, terjadi lonjakan infaq dari kalangan muda, terutama generasi Z. “Banyak anak muda yang penghasilannya di atas sepuluh juta rupiah per bulan. Pendekatan yang tepat bisa mendorong mereka untuk berinfak atau berzakat dengan kesadaran sendiri,” jelas Arnaz.
Ia juga menegaskan bahwa zakat, infak, dan sedekah bukan hanya membersihkan harta, tetapi juga jiwa. “Ini menumbuhkan rasa syukur, empati, menciptakan keseimbangan ekonomi, dan mengurangi kesenjangan sosial,” ujarnya.
Bahkan, Arnaz mengaku bahwa dirinya sering mendapatkan kemudahan setelah bersedekah saat menghadapi masalah.
Sesi tanya jawab di penghujung acara berlangsung dinamis. Beberapa perwakilan KUA menanyakan soal pengadaan alat seperti sound system di KUA apakah bisa dibantu dari Baznas, juga ada masjid yang belum jadi yang terletak disamping salah satu KUA, hingga peran Baznas dalam mendukung kepanitiaan zakat (amil).
Sosialisasi ini menjadi bagian dari upaya memperkuat gerakan filantropi Islam berbasis digital di lingkungan Kemenag. Dengan semangat berbagi, diharapkan masyarakat semakin sadar bahwa infak bukan sekadar memberi, tapi juga bagian dari jalan menuju keberkahan.(Pram/Nba)