Semarang, Guna melakukan penilaian kepada siswa didiknya, Daryono Guru Pendidikan Agama Buddha Kota Semarang, berikan tugas berupa praktik menyusun altar serta puja bhakti dan meditasi.
Tugas ini Ia berikan kepada siswa yang duduk dibangku kelas 9 SMPN 24 Semarang.
Daryono menyampaikan bahwa pemberian tugas ini dengan maksud untuk melakukan evaluasi sejauh mana anak didiknya telah memahami materi yang disampaikannya.
“Sudah faham belum anak-anak terhadap materi yang telah disampaikan, dengan mempraktikkan langsung bagaimana menyusun altar yang benar. Dimana meletakkan Buddharupang, menata lilin dan dupa serta penyediaan tempat yang nyaman untuk membaca parrita dan bermeditasi,” tutur Daryono.
Ia juga menjelaskan apa itu puja bhakti dan meditasi. “Puja Bhakti merupakan suatu penghormatan sebagai wujud rasa hormat dan setia kepada Sang Tiratana, sedangkan meditasi adalah pelatihan batin untuk pengembangan spiritual atau cara melepaskan keruwetan duniawi untuk mendapatkan ketenangan batin/kedamaian,” terangnya.
“Oleh karenanya dengan praktik langsung bisa memberikan pengarahan bagi siswa kekurangannya dimana sehingga bisa langsung dibetulkan. Harapannya hal ini dipraktikkan dalam kehidupan keseharian mereka, tidak hanya dalam rangka penilaian ujian praktik tahun pelajaran 2021/2022,” sambungnya.
Keterbatasan jumlah guru agama Buddha di Kota Semarang mengharuskannya mengajar di banyak tempat, akan tetapi hal tersebut tidak mengurangi pelayanannya dalam memberikan pengajaran agama Buddha bagi anak didiknya.
Dengan telaten Daryono berikan pendampingan kepada siswa-siswinya pada masing-masing jenjang dan sekolah. Karena menurutnya, agama itu tidak hanya untuk diketahui tetapi juga dipahami dan dipraktikkan. (Daryono/NBA)