Kota Semarang (Humas) – Tahun lalu, Kemenag Kota Semarang melalui Penyuluh Agama Islam yang dipandegani oleh Syarif Hidayatullah, membentuk Kampung Moderasi Beragama di Kota Semarang. Ada dua yang telah dilaunching yakni, Kel. Jomblang Kec. Candisari dan Kel. Bendungan Kec. Gajahmungkur.
Syarif Hidayatullah menerangkan, pembentukan Kampung Moderasi Beragama merupakan salah satu upaya terjaganya kondusivitas keharmonisan masyarakat Kota Semarang. “Kerukunan itu bersifat dinamis, sehingga harus terus diupayakan, salah satunya dengan membentuk Kampung Moderasi Beragama,” tuturnya ketika memimpin Rapat Koordinasi di Ruang Rapat Kankemenag Kota Semarang, Selasa (10/9/2024).
Kampung Moderasi Beragama dibentuk tidak hanya sekedar dilaunching saja, tetapi diharapkan memiliki program kerja yang jelas dan terukur. “Dua kelurahan dipilih sebagai Kampung Moderasi Beragama di Kota Semarang bukan hanya sekedar tunjuk, tetapi ada latar belakangnya, yakni pluralitas masyarakatnya serta adanya beberapa tempat ibadah beberapa agama di wilayah tersebut, tetapi masyarakatnya bisa hidup berdampingan dengan damai, aman, dan nyaman,” ujarnya.
“Kampung Moderasi ini dilaunching tahun lalu dengan harapan bisa memantik kelurahan lainnya untuk bisa mewujudkan kerukunan yang serupa,” sambungnya.
Oleh karenanya, di hari itu, para Penyuluh Agama Islam baik fungsional maupun PPPK sengaja berkumpul guna melakukan koordinasi, melakukan pembahasan program kerja lanjutan dari kedua Kampung Moderasi Beragama tersebut. “Kami kumpulkan para penyuluh lintas agama yang tergabung dalam Tim Pengembangan Kampung Moderasi Beragama. Jadi Tim ini beranggotakan penyuluh agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu, dan Buddha. Tapi saat ini kebetulan yang bisa berkumpul baru tiga agama, tetapi insya Allah ini tidak mengurangi esensi kegiatan guna membahas program kerja lanjutan pada Kelurahan Jomblang dan Bendungan,” ungkapnya.
Disampaikannya, dalam penyusunan program kerja, anggota Tim dapat menyampaikan ide-ide yang bersifat inovatif guna mengoptimalkan hasil yang diinginkan. “Kami berencana menggandeng lintas sektoral. Selain itu, masing-masing dari kami juga menyampaikan ide-ide apa yang bisa kita gali lebih dalam atau bisa kita garap dari dua kelurahan tersebut. Setelah dua ini berhasil, kami akan mencoba mengembangkannya ke kelurahan lainnya. Dua Kampung Moderasi Beragama ini akan kami jadikan prototipe dulu,” urai Syarif.
Ia mengatakan, keberadaan Kampung Moderasi Beragama tersebut mampu mendongkrak peroleh Indeks Kota Toleran (IKT) Kota Semarang pada tahun 2023. “Dengan mengembangkan Kampung Moderasi Beragama yang sudah ada, kami berharap IKT Kota Semarang bisa naik, yang tahun lalu berada di peringkat kelima, atau naik dari peringkat ke tujuh pada tahun sebelumnya, di tahun 2024 ini bisa naik lagi menjadi peringkat pertama se-Indonesia,” pungkasnya.(Faiq/Nba)