Semarang – Menjelang Ramadhan 1444 H, lagi-lagi para penipu kembali beraksi dengan modus mengaku sebagai pejabat publik yang ingin memberikan bantuan masjid dan panti asuhan tanpa melalui pengajuan proposal.
Kali ini oknum yang berjumlah dua orang mengaku sebagai Ngesti Nugraha selaku Bupati Semarang dan Iswar Aminuddin selaku Sekretaris Daerah Kota Semarang.
Mereka berdua berkolaborasi lewat aplikasi Whatsapp seolah Bupati beri perintah Sekda untuk mencairkan bantuan masjid dan panti asuhan lewat rekening dalam hitungan jam pada hari yang sama.
“Aneh sekali, gak nyambung. Masak Bupati Kabupaten Semarang memerintahkan Sekda Kota Semarang untuk mencairkan bantuan malam ini pukul 20.00 juga lewat rekening masjid,” ungkap Syarif Hidayatullah selaku Ketua Takmir Masjid Baituttaqwa Krapyak Semarang pada Jumat (17/3).
“Mereka menjanjikan akan setor bantuan dalam empat tahap dan tiap tahapnya berjeda tiga hari,” tambah Syarif.
Benar saja kurang dalam satu jam, bantuan tersebut terkirim ke rekening masjid sejumlah 28 juta dengan bukti setoran seolah lewat BRI.
Namun yang aneh lagi, seolah pengiriman ini keliru dikirim oleh Sekda dan dikoreksi oleh oknum yang mengaku Bupati tersebut.
“Ini kenapa 28 juta ustadz seharusnya 20 juta untuk masjid ustadz dan 8 juta untuk panti asuhan, kenapa ditransfer ke masjid semua?” tukas oknum yang mengaku bupati.
“Ustadz untuk yang 8 juta ustadz kirimkan ke panti asuhan al Fatah. Di rantos uztadz njih, mergi pon di tunggu pihak panti asuhan buat pembayaran berobat di rumah sakit hari ini uztadz,” imbuh oknum ini.
Melihat gelagat buruk ini, segera Syarif mengkonfirmasi ke Izwar Aminuddin selaku Sekretariat Daerah Kota Semarang yang asli melalui seorang tokoh agama guna memastikan apakah beliau benar-benar memberi bantuan tersebut.
“Mboten kulo,” jawab Izwar.
Dengan jawaban tersebut, jelas bahwa ini adalah penipuan dengan mengatasnamakan pejabat publik.
Untuk itu Syarif yang juga selaku Sekretaris FKUB Kota Semarang ini mengimbau agar seluruh takmir masjid dan pengurus panti asuhan berhati-hati menjelang dan saat Ramadhan besok dan apalagi menjelang pemilu 2024, sering-seringlah menjalin komunikasi dengan para tokoh publik, tokoh ormas keagamaan dan tokoh masyarakat. Mengenal organisasi seperti misalnya DMI atau Dewan Masjid Indonesia yang ada baik di tingkat nasional sampai di tingkat kecamatan.
“Banyak oknum yang berpura-pura menjadi orang baik melakukan aksi menebar kebaikan guna mendapatkan keuntungan sesaat,” ucap Syarif.
“Untungnya pejabat publik Kota Semarang sering berkomunikasi dengan warganya dan dengan banyak ormas sehingga mudah untuk mengkonfirmasi jika ada upaya penipuan yang mengatasnamakannya,” pungkas Syarif.(Sy)