Semarang – Ibadah haji tidak hanya ibadah rohani, tetapi juga ibadah fisik, baik pada saat puncak pelaksanaan ibadah haji di Arofah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna), maupun pada saat melaksanakan ibadah-ibadah sunah lainnya.
“Tahun ini, lokasi penginapan jamaah haji dari Indonesia tidak terlalu jauh dari masjidil, baik pada saat di Makah maupun Madinah, meskipun demikian, tetap disediakan bis salawat bagi jamaah haji sebagai penunjang transportasi jamaah menuju ke masjid dan beroperasional selama 24 jam, tetapi bis-bis ini hanya akan berhenti di terminal, yang lokasinya kurang lebih 500 m dari pelataran halaman masjid, sehingga jamaah tetap harus berjalan dari terminal ke area masjid. Maka dari sekarang, kami sarankan agar calon jamaah haji mulai melatih berjalan,” pesannya.
“Begitu pun nanti pada saat melaksanakan ibadah di Arofah, Muzdalifah dan Mina,” imbuhnya.
Ia mengatakan, diperlukan ketahan fisik yang baik dalam melaksanakan ibadah haji, mengingat cuaca di Arab Saudi yang sedikit berbeda dengan Indonesia. “Panjenengan harus menjaga fisik, makan cukup, istirahat cukup, dan jika diperlukan bisa menambah mengkonsumsi vitamin atau suplemen lainnya,” ujarnya.
Fitriyanto menginformasikan, jamaah haji Indonesia tahun ini akan memperoleh makan 3 kali sehari, baik pada saat di Makah maupun Madinah. “Jamaah haji akan memperoleh makan 3 kali sehari pada saat di Makah dan Madinah. Insya Allah selera masakannya selera Indonesia. Pagi makanan kering, baru siangnya dengan sayuran. Ibadah haji membutuhkan fisik yang kuat, maka makan juga harus teratur, bismillah, makannya enak,” tuturnya.
Meskipun 30% calhaj Jateng merupakan lansia, Fitriyanto optimis, semuanya akan diberikan kemudahan dalam beribadah, mengingat mereka adalah tamu-tamu Allah.(NBA)