Semarang, Selasa (14/6/2022) Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kementerian Agama (Kemenag) RI menggelar webinar nasional dengan mengusung tema “Tes IVA dan Sadanis sebagai Upaya Deteksi Dini Wanita Indonesia Bebas Kanker Serviks dan Payudara” melalui zoom meting.
Webinar tersebut diikuti oleh DWP Unsur Pelaksana, DWP Perguruan Tinggi Keagamaan Negeri (PTKN), DWP Kantor Wilayah (Kanwil) Kemenag Provinsi, DWP Kankemenag Kabupaten/Kota, DWP Unit Pelaksana Teknis (UPT) Asrama Haji, dan DWP Balai Diklat Keagamaan dan Balai Litbang Agama se-Indonesia.
Adapun beberapa pengurus DWP Kankemenag Kota Semarang, seperti Farida Yuliastuti, Eko Saraswati, dan Siti Zuliani mengikuti webinar tersebut dari tempat tugas masing-masing.
Bertindak selaku narasumber dokter Lula Kamal, yang mengajak kepada peserta kegiatan untuk mendeteksi dini potensi kanker payudara dan kanker serviks.
Menurutnya, kanker adalah penyakit dimana terjadi pembelahan sel yang tidak normal dan diluar kontrol tubuh. “Kanker dapat terjadi di seluruh tubuh, yaitu merupakan tumor ganas. Kanker bisa disembuhkan, tergantung dari stadium dan terapi yang dilaksanakan,” tuturnya.
Ia pun menuturkan, kanker tertinggi di dunia adalah kanker payudara, begitu pula di Indonesia. “Tidak semua penderita kanker payudara berjenis kelamin wanita, 1% menunjukkan bahwa penderita kanker payudara adalah pria. Kanker payudara bisa terjadi pada wanita yang telah mengalami menstruasi, dengan angka kejadian bertambah pada wanita berusia diatas 40 tahun, dan paling banyak terjadi pada wanita diatas 70 tahun,” terangnya.
Secara rinci dokter Lula Kamal menjelaskan, selain usia, faktor risiko kanker payudara lainnya yaitu, faktor genetik, riwayat tumor payudara, hamil, menyusui, penggunaan hormone dan kontrasepsi, kegemukan terutama setelah menopause, paparan estrogen, pola makan dan pola hidup yang tidak sehat, seperti merokok dan mengkonsumsi alkohol.
“Biasanya kanker payudara terjadi pada lapisan dalam saluran susu atau dalam kelenjar susu, dan dapat menyebar ke bagian tubuh lainnya,” ujarnya.
“Lalu apa itu stadium? Stadium menggambarkan seberapa jauh keberadaan kanker dalam tubuh pasien,” sambungnya.
“Cara pencegahannya adalah dengan pemeriksaan payudara sendiri atau yang sering disebut SADARI, dan pemeriksaan payudara klinis (SADANIS), baik melalui mammografi, USG, MRI, maupun biopsy,” tandasnya.
Pada kesempatan ini, dokter Lula Kamal memberikan ilustrasi cara melakukan SADARI, serta hal-hal apa saja yang perlu menjadi perhatian, seperti ada tidak benjolan di leher, payudara, dan ketiak, perubahan struktur atau warna kulit, menebal, mengerut seperti jeruk, perubahan bentuk dan letak puting, luka dan cairan yang keluar dari sekitar puting, serta rasa nyeri.
“Jika dari SADARI didapatkan kecurigaan, maka sebaiknya dilakukan SADANIS. Mammografi sebaiknya dilakukan pada wanita berusia diatas 40 tahun, dan rutin setiap 2 atau 3 tahun,” imbaunya.
“Pengobatan kanker payudara bisa melalui operasi, radiasi, kemoterapi, hormon terapi, dan biologi terapi,” imbuhnya.
Ia pun menjelaskan cara pencegahan terjadinya kanker payudara. “Pencegahannya yaitu, olahraga, pola makan dan hidup seimbang, menyusui, menghindari terapi sulih hormon, jaga berat badan, dan screening dan medical check up,” jelasnya.
Pemaparan dilanjutkan dengan penjelasan, pencegahan dan pengobatan kanker serviks.(Wati/NBA)