
Kota Semarang (Humas) – Tiga Penyuluh Agama Islam Kankemenag Kota Semarang, Siti Wachidah, Nur Akhiroh, dan Amrullah, mengikuti Mini Lokakarya Kecamatan Tahun 2025 yang diselenggarakan oleh Dinas Pengendalian Kependudukan dan Keluarga Berencana Kota Semarang di aula kantor setempat yang berlokasi di Jl. Prof. Sudarto, Senin (7/7/2025).
Kegiatan dilaksanakan dalam rangka untuk melakukan evaluasi dan mengetahui sudah sejauh mana progres kinerja dari Tim Pendamping Keluarga (TPK) dalam melakukan pendampingan terhadap calon pengantin (catin), ibu hamil (bumil), ibu pasca melahirkan, dan bayi dibawah dua tahun (baduta) di wilayah kerjanya masing-masing. “Pendataan tersebut untuk mengecek dan mengintervensi terhadap keluarga risiko stunting. Deteksi dini diharapkan untuk dilakukan penanganan lebih awal, sehingga dapat menurunkan angka stunting secara signifikan,” ujar Wachidah.
“Baduta menjadi prioritas. Intervensi dilakukan selama 1 bulan dengan cara memberikan asupan makanan berprotein tinggi,” sambungnya.
Selanjutnya, ia menyampaikan, upaya lain yang dilakukan oleh Pemkot Semarang diantaranya, pemberian layanan KB mandiri gratis bagi pasangan suami-istri yang telah memiliki anak 2. Layanan ini diberikan di RS Tugu, RS Hermina Pandanaran, dan RST.
“Dalam hal ini, Kemenag diimbau untuk ikut berperan serta aktif, utamanya dengan memberikan bimbingan kepada para calon pengantin atau catin mengenai pentingnya membentuk keluarga yang sakinah dan terwujudnya generasi penerus yang berkualitas,” kata Wachidah.
Wachidah berujar, selaku Penyuluh Kemenag Kota Semarang, siap bersinergi dengan Pemkot Semarang dalam upaya penurunan angka stunting di Kota Semarang.(Wachidah/Nba)