Semarang–Tepat di hari Sabtu (15/1), peletakan batu pertama Pembangunan Ponpes Sahabat Mata 1 yang dikhususkan bagi penyandang disabilitas di Kota Semarang dilaksanakan diatas tanah seluas 500 m2.
Ponpes pertama bagi penyandang disabilitas di Kota Semarang ini, berlokasi di Dusun Dawung kelurahan Kedungpane kecamatan Mijen Kota Semarang.
Hadir pada kegiatan ini Wakil Walikota Semarang, Kepala Dinas Sosial Kota Semarang, Muspika dan Kepala KUA Kecamatan Mijen, serta Lembaga Keagamaan Islam di Kota Semarang.
Pendirian Ponpes ini dilatarbelakangi adanya stigma negatif dimasyarakat terhadap kaum disabel khususnya tuna netra. “Stigma yang ada saat ini, kaum disabel khususnya tuna netra adalah hanya bisa berprofesi sebagai pemain musik, tukang pijat, bahkan hanya menjadi pengemis. Inilah yang menggugah Kami untuk mendirikan ponpes ini,” tutur Basuki selaku inisiator sekaligus promotor dari pembangunan pondok pesantren.
Menurutnya, hal ini tidak boleh terus menerus berlangsung, karena para disabel memiliki hak yang sama dalam berkehidupan sosial.
Dilanjutkan oleh Basuki bahwa nantinya santri Ponpes Sahabat Mata 1 Mijen tidak hanya memperoleh pendidikan agama tetapi juga pendidikan keterampilan dan ilmu kewirausahaan, sehingga selepasnya dari ponpes diharapkan para santri dapat menjadi insan yang mandiri.
Proses pendirian ponpes disabilitas ini dimulai pada 24 Agustus tahun lalu, dengan melakukan penggalangan wakaf bersama. “Penggalangan dana memang tidak Kami publikasikan, tapi alhamdulillah sampai saat ini telah terkumpul dana sebesar Rp.106juta,” jelas Basuki.
Wakil Walikota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu, pada kegiatan ini berkesempatan meletakkan batu pertama pembangunan Ponpes Sahabat Mata 1 Mijen.
Dalam sambutannya Ita, panggilan akrab Wakil Walikota Semarang ini, menyampaikan akan mengusahakan dukungan dana dari Pemkot Semarang serta akan mencoba menggandeng para pengusaha muslim di Kota Semarang untuk ikut berpartisipasi dalam pembangunan ponpes bagi penyandang disabilitas ini.
Azmi Ahsan, Kepala KUA Kecamatan Mijen didampingi Nanik Zulfa PAIF Kankemenag Kota Semarang ikut menyaksikan acara ini.
Azmi mengapresiasi aksi dari Basuki dan kawan-kawan dan berharap agar pembangunan ponpes diberikan kemudahan dan kelancaran.
“Menariknya inisiatir dan promotor ponpes ini adalah penyandang disabilitas, tuna netra,” tutur Azmi dengan haru.
Selama ini kaum disabilitas kurang mendapatkan perhatian, bahkan nyaris tidak tersentuh pendidikan keagamaan. Pendidikan formal yang ada hanya sebatas pendidikan pengetahuan umum, padahal mereka mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan agama.
Nanik menambahkan bahwa kewajiban menyampaikan ilmu agama kepada kaum disabel telah disebutkan secara khusus dalam Al Qur'an surat abasa.
Besar harapan Azmi dan Nanik, guna terwujudnya visi dan misi Ponpes Sahabat Mata 1 Mijen, untuk itu diperlukan adanya sinergitas dan peran pemerintah dalam hal ini Pemkot Semarang, Kankemenag Kota Semarang dan juga masyarakat Kota Semarang, guna terpenuhinya kebutuhan sarpras ponpes bagi penyandang disabilitas.(Nanik/NBA)